Kawattimur, Anggota DPD RI dari Provinsi Papua Pendeta Charles Sumare-mare STH, MSi menyayangkan terjadinya aksi teros bom terhadap sejumlah gereja di Kota Surabaya, Minggu 13 Mei tepat, disaat umat Kristiani sedang melaksanakan ibadah. Namun, ia meminta agar umat Kristiani tidak twrcanping atau terprovokaai dengan peristiwa tersebut.
“Selaku Anggota DPD RI dari Papua, saya sangat menyayangkan kejadian tersebut, dimana kejadian teror bom terjadi saat umat Kristen sedang konsentrasi melakukan Kewajibannya untuk beribadah kepada sang pencipatnya jadi terganggu. Tentu hal itu sangat melukai apalagi ada korban jiwa, tapi ymat Kristiani di seluruh Indonesia tetap tenang dan jangan terpancing,”ujar Charles Simare-marw mealui pesan elektroniknya.
Umat Kristiani, lanjutnya, harus memberikan kepercayaan yang setinggi-tingginya kepada aparat Kepolisian melaksanakan tugasnya, menangkap para pelaku dan jaringannya, agar dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku. “Negara kita negara hukum, mari kita umat kristiani mempercayakan penanganan kejadian ini kepada aparat Kepolisian,”tandasnya.
Kepada aparat yang berwenang, ia meminta untuk lebih sigap dan dalam melakukan deteksi dini, sehingga kedepannya peristiwa teror bom dapat dicegah. “
Kita berharap aparat Keamanan untuk lebih sigap dan antisipatif dalam kejadian seperti ini, jangan tunggu kejadian baru bergerak. krn kejadian seperti ini mungkin sudah puluhan kali terjadi, kita berharap semua pergerakan masyarakat khususnya yg membeli bahan-bahan peledak supaya di pantau,”tegsnya.
Negara Indoneia bukan negara agama. Semua agama yang diakui konstitusi berhak menjalankan ibadahnya tanpa gangguan apalagi teror bom yang merenggut jiwa. “Bukankah bangsa kita bangsa beragama ? orang yang tak beragama saja tidak tega melakukan hal sekeji ini. Mari kita jaga ciri khas bangsa kita yg aman dan damai dalam keberagaman. Bagi korban dan keluarganya kita doakan diberi ketabahan dan kesabaran,”tutupnya.