Wamena Kawat Timur, – Ikatan Keluarga Besar Maluku (Ikemal) Jayawijaya dan Pegunungan Tengah Papua dan Forum Komunikasi Kerukunan Paguyuban Nusantara (FKKPN) Jayawijaya meminta kepada Bapak Kapolda Papua agar dalam waktu 2 kali 24 jam segera menggantikan Bapak Kapolres Jayawijaya AKBP Yan Piter Reba SE. M.Si.
Hal permintaan IKEMAL dan FKKPN disampaikan dalam sebuah aksi protes damai Sabtu (29/12/2018) di depan halaman kantor Polres Jayawijaya sekaligus meyampaikan keprihatinan dan duka mendalam atas meninggalnya Pdt. Claarce Rinssampesy yang dibunuh keji oleh 2 orang oknum pemabuk pada jam 7 Malam Jumat (28/12/2018) Waktu Wamena di depan kediamannya, Jalan SD Percobaan Wamena tepat depan Gereja Efata Wamena Jayawijaya.
Ratusan warga tersebut di pimpin langsung oleh Ketua Ikemal Peguteng, Christian Sohilait dan Pdt. Alex Mauri dan setibanya di Polres Jayawijaya, rombongan diterima langsung oleg Direktur Lantas Polda Papua, Kombes Pol M.H. Ritonga dan juga Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Jayawijaya.
Ketua Ikemal Peguteng, Christian Sohilait dalam orasinya di depan ratusan massa aksi demo damai mengungkapkan, mewakili Keluarga Maluku yang ada di Jayawijaya dan pegunungan tengah Papua meminta dengan tegas dalam waktu 2 kali 24 jam, Bapak Kapolda Papua bisa segera mengganti Kapolres Jayawijaya.
Selain tuntutan meggantikan Kapolres Jayawijaya, Christian Sohilait juga meminta agar Kepolisian Polres Jayawijaya dapat memberantas semua aksi perjudian yang ada di seluruh Wilayah Kabupaten Jayawijaya, memberantas pelaku dan penjual minuman keras.
“Setelah pertemuan ini, Kami minta Bapak Kapolda Papua mengambii tindakan untuk membersihkan miras dan senjata tajam dalam kota wamena, dan pelaku yang melakukan pembunuhan secara keji agar ditangakap, 2 kali 24 jam agar kapolres Jayawijaya diganti, pemerintah dan polisi segera keluarkan himbauan kepada masyarakat,” kata Ketua Ikemal.
Sementara itu, Sekretaris Forum Komunikasi Kerukunan Paguyuban Nusantara (FKKPN) Jayawijaya, Iswardi mempertanyakan kinerja kepolisian Polres Jayawijaya di Wilayah Hukum Polres Jayawijaya.
Dirinya menilai, selama ini banyak kasus pembunuhan yang belum diungkapkan oleh Kepolisian Polres Jayawijaya bahkan para pelakunya tidak pernah ditangkap.
Sehingga dari rentetan kejadian pembunuhan yang terjadi di Jayawijaya dan yang terakhir pembunuhan Ibu Pendeta, maka dapat dinilai ada kelemahan penindakan dan penegakan hukum oleh pihak kepolisian khususnya di Wilayah Hukum Polres Jayawijaya.
Menurut Iswardi, pemicu tindak kejahatan di Kota Wamena dan khususnya di Kabupaten Jayawijaya ialah bebasnya minuman keras yang dijual dan diminum.
“Ketika Polres Jayawijaya di pimpin Bapak Ronny Thaba kami hadir dan meyita semua tempat pembuat minuman dan tindakan ini dapat mengurangi, namun setelah ganti Kapolres minuman keras di Wamena mulai marak lagi, ini yang kita sesali,” kata Iswardi.
Aksi Demo damai yang dilakukan oleh Ikemal dan FKKPN Jayawijaya di awali dari kediaman rumah duka Pdt. Claarce Rinssampesy dengan melakukan long mars dalam kota Wamena, dan usai melakukan orasi dan penyampaian aspirasi kepada pihak kepolisan dan pemerintah daerah, ratusan massa aksi membubarkan diri masing-masing dan kembali menuju ke rumah duka.(NP)