Sentani,(KT)- Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah,(BPBD) Kabupaten Jayapura, Sumartono klaim bahwa, biayai yang dikeluarkan selama masa tahap darurat hingga memasuki masa transisi darurat terhadap bencana banjir bandang yang terjadi pada beberapa bulan lalu di Kabupaten Jayapura diperkirakan berjumlah sekitar 21 Milliar lebih, dengan biayai terbesar berupa pelayanan kepada para pengungsi termasuk kebutuhan pengungsi lainnya seperti, makanan, obat, pelayan air bersih, penggunaan alat berat dan lain sebagainya.
“ Kalau untuk pelayanan pengungsi biayai sekitar 15 Milliar lebih. Pengungsian yang dilayani bukan hanya didarat tetapi juga di Danau juga,” ucapnya didampingi Sekda Jayapura, Drs. Hanna Hikoyabi di Kantor Bupati Jayapura,Kamis (13/6/2019) sore.
Sedangkan untuk dana bantuan yang diterima Pemerintah Kabupaten Jayapura berjumlah 22 Miliar dan dana itu telah digunakan dalam hal pelayanan bagi pengungsi selama masa tahap darurat dan masa transisi darurat yang termasuk saat ini juga.
“ Untuk dana bantuan yang telah diberikan, Pihaknya membantah menyalahgunakanya sebab penggunaan dana bantuan itu langsung didampingi BPKP dan Inseptorat Kabupaten Jayapura bahkan dari BPNB Pusat juga kami didampingi dalam hal pengelolaan dana bantuan bencana Banjir Bandang tersebut sehingga kami sudah sangat transparan dan terbuka
Saat ini yang menjadi tugas kami adalah merelokasi rumah warga ke tempat aman, Pemerintah Kabupaten Jayapura sekarang ini tengah mempersiapkan lahan untuk dijadikan sebagai relokasi yang dimaksud,” ujarnya.
Sekretaris daerah Jayapura, Dra.Hanna Hikoyabi mengungkapkan, pengeluaran yang lebih banyak memang diakui diberikan kepada kebutuhan para pengungsi seperti, air bersih, makanan.
“Dan itulah yang paling banyak menguras anggaran terbesar pada pengeluaran yang sudah dilakukan pasca terjadi bencana banjir bandang. Kami juga saat ini masih mengeluarkan biayai bagi pengungsi seperti, makanan, dan air bersih yang saat ini masih menempati beberapa posko yang telah tersedia,” ungkapnya.(TOM)