Forkopimda Papua Gelar Pertemuan Dengan Tokoh Masyarakat

Forkopimda Papua Gelar Pertemuan Dengan Tokoh Masyarakat

Jayapura, (KT)  Menyikapi terjadinya aksi anarkis di Jayapura beberapa hari lalu, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Provinsi Papua menggelar rapat koordinasi dengan para tokoh masyarakat guna mencari solusi,
Sabtu 31 Agustus di Ballroom Cendrawasih Hotel Swisbell Jayapura Jl. Pasifik Permai Ruko Dok II Kel. Bhayangkara Distrik Jayapura Utara.

Hadir dalam kegiatan itu,  Wakil Gubernur Provinsi Papua Klemen Tinal, SE, MM, Kapolda Papua Irjen Pol Drs. Rudolf Albert Rodja, Pangdam XVII/ Cenderawasih Mayjen TNI Yhosua Pandit Simbiring, S.IP, Kabinda Papua Brigjen TNI ABD. Haris Napoleon, Asisten II Bidang Pembangunan dan Kesra Sekda Provinsi Papua DR. Muh. Musaat, M.Si , Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol. Ahmad Mustofa Kamal, S.H., Asintel Kasdam XVII/ Cenderawasih, Anggota Komisi VI DPR Papua, Ketua PGGP Provinsi Papua, Ketua KKST, Ketua Paguyuban Lamongan, Dewan Penasehat Ikatan Keluarga Flabomora NTT Provinsi Papua, Tokoh Masyarakat Papua BUDI, Pengurus FKUB , serta diikuti -+ 40 orang.

Kegiatan dimulai dengan penyampaian oleh Asisten II Bidang Pembangunan dan Kesra Sekda Provinsi Papua DR. Muh. Musaad, M.Si, yang menyampaikan, Pada hari ini kami mengadakan rapat pertemuan dengan agenda berbagi informasi dan mencari jalan keluar, mengantisipasi terhadap berbagai insiden dan tragedi yang terjadi di tanah Papua.

Doa yang dipimpin oleh Ketua PGGP Provinsi Papua Pdt. M.P.A Mauri, M.Th. dan dilanjutkan dengan sambutan oleh Wakil Gubernur Provinsi Papua Klemen Tinal, SE, MM, yang mengatakan, Kami atas nama pemerintah Provinsi Papua mengucapkan terimakasih kepada seluruh masyarakat karena dalam kondisi situasi yang seperti ini masih tetap menjaga persatuan.

Kita semua ketahui apa yang terjadi belakangan ini dan tentunya tidak ada yang menginginkan hal tersebut terjadi, apapun etnis, agama, suku dan budaya semuanya adalah Papua.

Kemarin dalam aksi penyampaian aspirasi saya sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak dan sudah kami usahakan untuk tidak terjadi hal atau tragedi terjadi, kami turut merasakan hal hal baik itu kerugian dan lainnya, untuk itu kita berkumpul di tempat ini untuk mencari solusi, solusi adalah kata kunci dalam permasalah yang terjadi saat ini.

Para tokoh diharapkan memberikan informasi yang lebih karena para takoh mengetahui dan merasakan betul apa yang terjadi dan juga mendapat informasi dari berbagai pihak dan kami mengetahui dan mengubah informasi sebenarnya terjadi untuk menjadi pertimbangan kita bersama dalam mencari solusi.

Kita harus saling membantu, saling merangkul dan berjiwa besar karena Papua adalah cerminan Indonesia, Papua adalah miniaturnya Indonesia dan sudah seharusnya menjadi cerminan darah lainnya yang ada di Indonesia.

Semoga tragedi ini menjadi yang terakhir kalinya terjadi, untuk itu silahkan bagi para tokoh agar memberikan informasi, saran dan kritik untuk mencari solusi yang tepat. Mari kita ambil hikmah dari tragedi yang terjadi untuk kita tetap bersatu.

Kemudian penyampaian dari Kapolda Papua Irjen Pol Drs. Rudolf Albert Rodja yaitu, Jika semua orang berfikir seperti bapak wagub maka tragedi ini tidak akan terjadi. Kami akan tindak tegas oknum dan pelaku kriminalitas yang terlibat dalam tragedi kemarin dan saya mohon tidak ada oknum yang meminta untuk dilepaskan.

Saya mengikuti masa dari titik awal sampai akhir, kami tidak menginginkan adanya korban dan pada saat itu juga anggota kami terbatas, kami sempat melakukan tindakan membubarkan massa namun masa tetap menuju kantor gubernur.

Kami TNI-Polri memiliki strategi dan paham apa yang terjadi dengan pertimbangan tidak boleh ada korban baik anggota kami maupun masa. Kedepannya demo dengan jumlah besar tidak akan saya berikan ijin, kasus rasisme di Surabaya sudah dalam proses.

Dilanjutkan dengan penyampaianoleh Pangdam XVII/ Cenderawasih Mayjen TNI Yhosua Pandit Simbiring, S.IP., yakni Sebenarnya kejadian ini adalah dari rantai ke rantai yang dilakukan oleh oknum, tipologi wilayah yang berbeda sehingga memiliki kebiasaan yang berbeda. Saya dan Kapolda tidak memiliki kepentingan lainnya, kami murni menjaga keamanan, pada saat awal aksi demo sampai dengan akhir kami tetap monitor.

Harapan kami kepada para tokoh agar menghimbau dan memberi pemahaman yang baik kepada masyarakat. Tidak ada yang namanya kebahagian atau diuntungkan dari yang namanya konflik, semuanya pasti akan menderita.

Kemudian Kabinda Papua Brigjen TNI ABD. Haris Napoleon, yang mengatakan, Papua merupakan kota toleran dan yang paling penting adalah bagaimana kita menyatukan kembali persatuan kita.

Mari kita bangun Papua ini sebagai suatu wilayah yang benar benar damai, kesempatan kita pada saat ini dimana pemerintah pusat memiliki visi misi untuk memajukan SDM Indonesia. Kita yakini bahwa kita pasti bisa duduk bersama dan bersatu.

Penyampaian dari Ketua KKST Alimudin, yang intinya, Mulai dari hari ini kita sosialisasikan bahwa kita semua adalah orang Papua, tidak ada yang namanya orang pendatang agar kita semua merasakan bagian, menjadi sodara dan mencintai tanah Papua.

Dewan Penasehat Ikatan Keluarga Flabomora NTT Provinsi Papua Pdt. Gersyon Billik, yang intinya, Aspirasi Sodara kita yang sudah disampaikan agar ditindak lanjuti oleh pemerintah. Semuanya yang menjadi korban dan pelaku/oknum agar ditindak lanjuti. Penahanan secara hukum terhadap masyarakat yang ikut aksi demo harus dengan bukti. Harus ada peraturan khusus untuk menyampaikan aspirasi agar tidak terjadi tragedi seperti saat ini.

Ketua Paguyuban Lamongan Nimbar Asyari, yang intinya, Kapolda agar bekerja secara propesional mengusut pelaku dan dalang kerusuhan. Kami meminta semua elemen agar tidak membeda-bedakan masyarakat. Menghindari gesekan gesekan antara kami para pendatang dan orang asli Papua, sehingga tidak muncul pandangan bahwa kami tidak akur.

Siloam Flabomora Agripa Waly, yang intinya, Kami mohon tidak boleh membuat mobilisasi tandingan yang kami ketahui itu adalah oraganisasi tandingan yang disebut organisasi Nusantara. Segera melakukan rekonsiliasi, memang hukum tetap berjalan tetapi rekonsolidasi tetap yang terbaik.

Tokoh Masyarakat Papua Budi W. Waromi, yang intinya, Sebagai pemimpin objektivitas kita dalam menghadapi suatu permasalahan harus tepat, kita ketahui bagaimana perjalan bangsa negara selam ini, terjadinya tragedi ini merupakan reaksi dari pada aksi yang terjadi di Surabaya dan wilayah lainnya.

Pengurus FPK Papua Yori Sineos, yang intinya, Kami ketahui dalam prosedur penangan dari dulu selalu ada penyekatan apabila terdeteksi akan terjadi gangguan keamanan, namun pada saat ini berbeda apakah kami dapat menyebut pembiaran, pengalihan isu atau ada strategi lainnya. Kami sangat percaya dengan adanya TNI Polri dan memiliki intelijen yang kuat dapat mendeteksi permasalah yang akan timbul.

Ketua PGGP Provinsi Papua Pdt. M.P.A Mauri, M.Th, yang intinya, Harus ada Perdasus demo damai yang ada di Papua untuk menghindari tragedi yang terjadi seperti saat ini. Pemda provinsi Papua, TNI Polri agar membuat Perdasus dengan usulan dalam melaksanakan demo maksimal 10 orang/perwakilan dan bila perlu dalam menyampaikan aksi sudah lengkap dan tertera dalam surat sehingga tidak lagi berlama lama serta dengan keamanan.

Segera adakan rekonsiliasi untuk menyelamatkan para korban, agar bisa kita saling memaafkan. Solusi yang tepat Datang, Duduk, Dialog, Dengar, Doa bersama kemudian barulah tercipta Damai.

Anggota Komisi VI DPR Papua Thomas Sandegau, yang intinya, Kami memperoleh informasi dari masa aksi bahwa pembakaran KPU adalah dari pihak ketiga. Jangan membuat aksi ataupun organisasi tandingan, kita adalah nusantara, jika saya dan teman teman anggota tidak menenangkan masa entah apa jadinya jika mereka berjalan kaki ke entrop, entah apa jadinya Papua jika kami tidak menenangkan massa.

Hasil rapat tersebut adalah akan direncakan pembuatan/evaluasi situasional Perdasus prosedur Aksi Demo/Unjuk Rasa di Tanah Papua dan direncanakan akan dilaksanakan rekonsiliasi lanjutan yang lebih mendetail dan melibatkan semua elemen terkait pasca aksi anarkis yang berujung pada kriminalitas (pengerusakan, penjarahan dan pembakaran), waktu dan tempat belum ditentukan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *