Wamena (KT) – Untuk memulihkan situasi kota Wamena yang sudah kondusif, terutama di dalam kota dan luar kota Wamena, Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Jayawijaya mengelar Sosialisasi kepada masyarakat baik yang ada di dalam kota Wamena maupun yang ada di luar Kota Wamena.
Dari kejadian yang terjadi, FKUB Jayawijaya menyampaikan turut berduka yang mendalam.
“Kami masyarakat lembah ini satu pun tidak tahu, biasanya kalau mereka tahu itu mereka sampaikan kepada kami pelayan dan kami lebih tahu duluan, tetapi sampai hari ini kami tidak tahu sama sekali jadi yang terjadi di lembah baliem ini bukan oleh anak-anak di lembah baliem tetapi anak-anak dari luar baliem, tidak tahu siapa yang menggerakkan tetapi itu memang terencana,” ungkap Ketua FKUB Kabupaten Jayawijaya Esmon Walilo, Rabu (26/9/2019).
Menurutnya, untuk memulihkan situasi Kota Wamena Kabupaten Jayawijaya, pihak FKUB sudah gencar turun ke lapangan guna melakukan sosialisasi dan memberikan pesan damai kepada seluruh masyarakat Jayawijaya.
Dengan kegiatan itu, FKUB berharap kejadian yang sudah terjadi tidak membawa dampak buruk dan kedepannya tidak akan terjadi lagi.
Menrutnya, perlu adanya rekonsiliasi yang difasilitasi pemerintah, dengan tujuan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak kita inginkan terjadi kembali dan juga sangat penring untuk kita membangun dan menjaga kearivan lokal yang disampaikan oleh tua-tua adat.
Diakui, FKUB sangat menyesal, dengan kejadian yang terjadi di Kota Wamena, padahal Kota Wamena selama ini telah dijaga selama 10-15 tahun untuk tetap aman dan damai.
Diakui Esmon, dirinya pribadi telah bertemu ketua paguyuban, masyarakat untuk membicarakan dan mengajak masyarakat agar dapat membuka took serta kios.
“Mungkin besok saya akan turun ke arah barat dan utara karena ke selatan dan timur saya sudah jalan, supaya kita kasi pemahaman karena di sebelah ini umat baptis, gidi yang saya tampung lalu saya turun. hari ini saya mau bertemu sekda lanny Jaya untuk bagaimana makan mereka,” ungkap Esmon Walilo.
Menurutnya, FKUB belum mengetahui siapa yang menggerakkan ini, namun sepenuhnya sudah ditangani oleh Aparat keamanan yang ada di Kabupaten Jayawijaya, sehingga FKUB berharap pihak keamanan dapat menangkap aktor intelektual yang menyebabkan kejadian ini dan dapat memprosesnya sehingga bisa pertanggungjawaban perbuatan mereka.
“Karena adik-adik kita ini setelah kita tanya, mereka juga menjadi korban oleh aktor, mereka mau ajak demo, mereka tidak mau mereka siram bensin, ada yang dipukul,” ungkap Esmon.
Untuk pemulihan bagi anak-anak pelajar, FKUB akan bertanggungajawab untuk memberikan pemahaman yang baik melalui bimbingan rohani di setiap gereja, sehingga anak-anak pelajar jangan mudah terpancing atau mudah dihasut oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungawab.(NP)