Daerah  

Polisi Dialog Interaktif Dengan Masyarakat Via Radio, Jawab Dinamika Yang terjadi di Kota Jayapura

Dialog Interaktif Polisi Menyapa Dengan Tema Menyikapi Dan Menjawab Seluruh Persoalan Di Papua Khususnya Di Kota Jayapaura Pasca Insiden Yang Terjadi Di Ibu Kota Provinsi Papua

Jayapura, (KT) – Polisi menyapa masyarakat melalui Pro 1 RRI Jayapura melalui dialog interaktif menyikapi dan menjawab  seluruh persoalan di Papua khususnya di Kota Jayapaura pasca insiden yang terjadi di Ibu Kota Provinsi Papua serta menjaga dan membangun kota Jayapura yang maju dan bermartabat dalam bingkai NKRI, Sabtu 28 September.

Hadir dalam kegiatan:
Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Drs. Ahmad Musthofa Kamal, S.H, Staf ahli Kodam XVII-Cederawasih Kolonel Inf. Afrizal, Wakil Walikota Jayapura Drs. H. Rustam Saruh, Wakapendam XVII-Cederawasih Letkol Inf. Dax Sianturi.

Polisi Dialog Interaktif Dengan Masyarakat Via Radio, Jawab Dinamika Yang terjadi di Kota Jayapura

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Drs. Ahmad Musthofa Kamal, S.H mengatakan, situasi di Papua cukup kondusif khusunya di kota Jayapura dan kota-kota lainnya, meskipun kita ketahui beberapa hari yang lalu terjadi aksi Pembakaran di Kabupaten Pegunungan Bintang dan terjadi Penembakan di Ilaga Kabupaten Puncak Jaya serta beberapa kasus lainnya. Namun secara akumulatif dapat terkendali karena kita ketahui para pelaku telah diamankan dan saat ini sedang dilakukan penyidikan oleh Polres setempat baik Polres Pegunungan Bintang ataupun Polrea Puncak Jaya.

Untuk itu perlu Kami jelaskan mungkin adanya isu-isu yang tersebar di Media Sosial yang dapat menimbulkan resiko terjadinya kekacauan di Kota Jayapura sehingga akan ada kerugian, baik itu kerugian Material ataupun yang mengancam Nyawa seseorang. Untuk itu saya minta agar kita semua menjaga keamanan dan kedamaian, karena damai itu indah. “Kita bisa hidup berdampingan dan nyaman dalam menjalani aktivitas baik dalam aktivitas kerja ataupun aktivitas kegiatan-kegiatan lainnya,”kata dia.

Wakapendam XVII-Cederawasih Letkol Inf. Dax Sianturi pada kesempatannya mengatakan, Konflik di Papua penyebabnya karena ada 4 akar, yang pertama adalah sejarah, kedua adalah pembangunan yang, ketiga adalah diskriminasi yang, yang keempat belum tuntasnya masalah kasus-kasus. Kami tentunya sangat mendukung agar pemerintah benar-benar mendengar segala permasalahan ini dan juga menyampaikan disini pada dasarnya menyelesaikan masalah itu tidak akan selesai apabila penyelesaian masalah tidak dibangun dalam satu konstruksi pemikiran yang sama, karena dari awal kita tidak mempunyai satu konsepsi pemikiran sama tentunya ini akan selalu bertentangan.

Untuk menjelaskan masalah ini dalam satu konsepsi pemikiran bahwa NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia, kata untuk melepaskan diri dari awal sudah berbeda tapi bukan berarti solusinya adalah bawa untuk menyelesaikan masalah ini kita harus punya konstruksi pemikiran yang berbeda. Kita tidak ada hubungannya dengan pernyataan mengatakan bahwa kita gagal Indonesiakan Papua, tentunya ini harus didukung dengan studi-studi. Tidak bisa kita membangun narasi-narasi yang tanpa didukung data dan fakta, apabila kita mengeluarkan pernyataan sekarang ini dan tidak berdasarkan fakta di media sosial berarti kita menyebarkan Hoax.

Penyampaian Wakil Walikota Jayapura Drs. H. Rustam Saruh yaitu, pemerintah kota Jayapura tugasnya adalah pertama pembangunan, membangun seluruh sektor Kota ini dari sisi pendidikan, sisi kesehatan dan lain sebagainya, kedua dari sisi pemberdayaan bagaimana meningkatkan sisi sumber daya dari beberapa program-program di kota Jayapura dan itu kami lakukan, yang ketiga sisi pelayanan, itu untuk menciptakan situasi yang merata dan tidak ada diskriminasi di kota Jayapura.

Pada Kota Jayapura terdapat berbagai macam Ras, Suku dan Agama maka dari itu pemerintah Kota Jayapura melakukan komunikasi untuk menciptakan situasi aman dan kondusif Di kota Jayapura terutama melalui komunikasi keagamaan. Jika imannya sudah kuat maka hal-hal seperti kericuhan ataupun kekacauan tidak akan terjadi lagi karena sudah ada rasa saling menghargai dan saling memiliki serta saling menghormati.

Pemerintah telah begitu banyak memberikan dan membangun fasilitas di Kota Jayapura dan Kota ini sudah aman, stabil dan kondusif, namun kenapa hal yang seperti beberapa waktu lalu bisa terjadi. Maka dari itu kita perlu sama-sama menyadari betapa beratnya kita membangun namun dalam sekejap kita hancurkan, pada intinya kita harus bisa mencintai Negara ini dan Kota ini.

Dalam kesempatannya Staf ahli Kodam XVII-Cederawasih Kolonel Inf. Afrizal mengatakan, Upaya pencegahan sesuai dengan Undang-undang pemerintah dengan melibatkan Tokoh-tokoh Agama, Tokoh Adat dan juga melaksanakan kegiatan pembinaan teritorial pada masyarakat sebelum terjadinya konflik.

Jadi kami melaksanakan tugas Kepolisian dalam membantu kehidupan bermasyarakat, jadi kesimpulannya tugas pokok TNI selalu melaksanakan Karya Bakti kemudian komunikasi sosial masyarakat dengan adat. Terjadi atau belum suatu masalah di suatu wilayah sudah bekerja secara teritorial, hanya kebetulan di sini (Kota Jayapura) ada gejolak, bukan di Papua sini saja di seluruh Provinsi manapun di Indonesia juga akan sulit melakukan kegiatan pembinaan terhadap wilayah dalam pendekatan kesejahteraan apabila ada masalah keamanan. Ada banyak upaya yang dilakukan pemerintah sebenarnya tetapi masih ada kata-kata gagal meng-Idonesiakan Papua, jadi perlu adanya persamaan presepsi untuk kedepannya.

Diakhir acara para Narasumber memyampaikan Closing Statement kepada masyarakat yaitu, Kota Jayapura adalah rumah kita bersama, mari kita seluruh komponen warga kota Jayapura yang terdapat berbagai macam Ras, Suku dan Agama di kota ini betul-betul bersatu mencintai kota ini, kita semua bersama-sama menjaga toleransi antar umat beragama, harus menghormati satu sama lain, harus punya tenggang rasa bahwa kita semua sama dimata sang maha pencipta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *