Jayapura, (Kt) – Polda Papua menggelar kegiatan pemulihan trauma kepada para korban pengungsi kerusuhan di Wamena, Senin (30/9/2019) di Pengungsian Pangkalan TNI AU Manuhua Detasemen Wamena.
Pangkalan TNI AU Manuhua Detasemen Wamena merupakan titik pengungsian warga yang kehilangan tempat tinggal pasca kerusuhan yang terjadi di kota Wamena. Hari ke 3 di kota Wamena tim trauma haeling Polda Papua kembali memberikan layanan trauma haeling kepada anak-anak yang berada di pengungsian pangkalan TNI AU Wamena, anak-anak yang berada di pengungsian sangat senang dan gembira memyambut kehadiran tim dengan banyak permainan yang di sungguhkan sesuai dengan umur masing masing anak.

Pasi Log pangkalan TNI AU Manuhua Detasemen Wamena Lettu Prabowo mengucapkan terima kasih kepada tim trauma haeling Polda Papua dengan adanya kegiatan ini semoga bisa membantu dan memberikan semangat kepada anak-anak yang merasa truma dan semoga mereka cepat memulikan pikiran mereka kembali. Harapan kami kedepan dengan adanya tim ini bisa memberikan semangat kembali kepada para penduduk untuk kembali bekerja dan tidak meninggalkan Kabupaten Jayawijaya.
Kegiatan trauma haeling ini diharapkan bisa mengurangi truma psisikis terhadap anak, agar mereka kedepan bisa berangsur-asur menghilangkan truma kerusuhan yang terjadi dan mampu kembali berdiri serta mental mereka bisa pulih atas kejadian yang dialaminya. Giat truma haeling ini bukan sekali ini saja kami laksanakan, namun ini sudah hari ketiga dan akan berlanjut lagi di beberapa titik pengungsian yang ada di Kabupaten Jayawijaya.
Salah satu pengungsi pangkalan TNI AU Ibu Alfrida Ibu Alfrida mengucapkan terima kasih atas kehadiran tim trauma haeling Polda Papua yang sudah menghibur dan mengajak bermain anak-anak kami di pengungsian. “Kami berharap semoga situasi di Kota Wamena cepat kembali aman kondusif agar kita bisa kembali beraktivitas kembali,”ujarnya.
Di tempat yang sama Ibu Meriani Simbolon menyambut baik kegiatan truma haeling yang di laksanakan Polda Papua ini, dimana sangat membantu untuk perkembangan anak-anak dari trauma yang selama ini di alami oleh mereka.
“Kedepan saya berharap kegiatan ini bertahan agak lama supaya anak-anak ini mendapatkan perasaannya seperti sediakala, bisa beradaptasi dan bisa menjadi dirinya sendiri,”harapnya.