Wamena (KT) – Pemerintah Kabupaten Jayawijaya terpaksa mengambil alih kegiatan pendistribusian barang bersubsidi yang selama ini telah berjalan di Kabupaten Jayawijaya.
Bupati Kabupaten Jayawijaya, Jhon Ricahard Banua, SE.M.Si mengatakan, untuk pengelolaan hingga sampai kepada pendistribusian barang-barang bersubsidi akan ditangani langsung oleh Dinas Tenaga Kerja Perindustrian dan Perdagangan (Disnakerindag) Kabupaten Jayawijaya.
Menurutnya, sejak Tol Udara berjalan dari tahun 2017 lalu, pengelolaan dan pendistribusian Barang-Barang Bersubsidi tidak memberikan dampak yang baik kepada masyarakat yang ada di Kabupaten Jayawijaya khususnya orang asli Papua (OAP).
“Kita tidak bicara untuk matikan pengusaha asli Papua, tapi kalau kita tunjuk OAP yang tidak memperhatikan AOP, itu untuk apa, mendingan kita korbankan dua orang agar masyarakat bisa nikmati barangnnya dari pada kita bertahan,” kata Bupati Banua, Senin (10/2/2020) usai melakukan pertemuan dengan rombongan pengusaha asli Papua di ruang kerja Bupati kabupaten Jayawijaya.
Selaku Bupati, akan merasa senang jika barang-barang bersubsidi melalui Tol Udara dapat dinikmati dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat OAP.
Diakui, kegiatan pengelolaan dan pendistribusian barang Subsidu akan diinterfensi langsung oleh Pemerintah Jayawijaya, dengan tujuan agar pengawasan penjualan dan harga dapat langung ditetapkan oleh pemerintah.
Menurutnya, untuk tahun sebelumnya harga semen Subsidi mencapai 410 ribu, namun untuk tahun 2020 ini harga penjualan satu Sak semen Subsidi telah ditetapkan sebesar 370 ribu.
Bupati menambahkan, pertemuan dengan pengusaha asli Papua yang dikoordinator oleh Wolter Hesegem merupakan jawaban pemerintah terhadap aksi yang direncanakan akan dilakukan oleh Pengusaha Asli Papua yang dipimpin oleh Wolter Hesegem.
Dalam pertemuan itu, Bupati mengakui sangat menyesal adanya keterlibatan Oknum ASN dalam hal ini Wolter Hesegem yang ingin melakukan aski.
Sementara itu, Albert Abnawas selaku penggagas Tol Udara khususnya di Wilayah Pegunungan mengharapkan, dari pertemuan yang dilakukan dengan Bapak Bupati Kabupaten Jayawijaya dapat memberikan kesempatan dan membuka peluang kepada anak-anak Asli Papua untuk untuk bisa berusaha di tanahnya sendiri.
Diakui, selaku penggagas dan perintis Tol Udara di Wilayah Pegunugan Jayawijaya sangat kecewa tidak dilibatkan dalam penelolaan barang Subsidi khususnya untuk tahun 2020.
Menurutnya, sampai saat ini belum ada surat masuk kepada dirinya dan Wolter Hesegem yang merupakan penggagas dan perintis.
“Saya baru tahu dari media, kami selama ini tidak dapat informasi dan dilibatkan, kami jujur secara manusia sangat kecewa, jadi kami harap jangan buang kami begitu, dan sekarang ini posisi kami mengambang,” ungkap Albert.
Menurutnya, untuk Tol Udara yang selama ini sudah berjalan merupakan gagasan dan perintis oleh dirinya dan Wolter Hesegem, namun dirinya bersama Wolter tidak merasa dilibatkan, bahkan tidak ada surat teguran baik kepada dirinya maupun woter, padahal semua laporan sudah disampaikan kepada Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindagkop Jayawijaya.
Dijelaskan, Program Tol Laut diawali pada saat kami bertemu dengan kementerian Maritim, dan pada saat itu kami sudah mempresentasikan hal ini, terutama Tol Udara yang digagas oleh Wolter Hesegem dan Albert Abnawas.
Setelah semua itu dilakukan, maka Tol Laut akan ditampung di Timika dan kelanjutnya akan melalui Tol Udara dari Timika ke Wamena.
Diakui, selama ini sejak tahun 2017 hingga 2019, dirinya bersama Wolter Hesegem sudah melaksankan kegiatan Tol Udara dengan baik, begitu juga dengan laporan selalu disampaikan ke Dinas Perindagkop Jayawijaya.
Kalaupun ada laporan bahwa kami tidak memasukan laporan, itu merupakan informasi yang tidak benar, karena informasi kami selalu sampaikan baik itu tertulis maupun Via Whatsapp.
Diakuinya, memang sejak kerusuhan 23 september hingga dua minggu kedepan tidak berjalan.
Terkait penjualan barang-subsidi yang dilakukan selama ini, Tegas Albert bahwa informasi itu sengaja dihembuskan oleh orang-orang yang tidak sehat dalam persaingan.
Dan untuk informasi itu, albert mengakui bahwa informasinya sengaja dikembangkan dan dilakukan sepihak.(NP)