Wamena (KT) – Masyarakat Pengungsi asal Kabupaten Nduga menilai Negara Republik Indonesia mengabaikan keberadaan Warga Pengungsi yang selama ini berada diluar Kabupaten Nduga.
Kekecewaan itu disampaikan salah satu Pemuda asal Kabupaen Nduga, Frengky Tabuni yang juga merupakan Pengungsi asal Kabupaten Nduga yang selama ini tinggal di Wamena Kabupaten Jayawijaya.
Menurutnya, sesuai data yang dikeluarkan, sebanyak 200 lebih pengungsi sudah keluar dari Kabupaten Nduga adalah kebenaran yang terjadi, namun data tersebut diabaikan oleh Negara Republik Indonesia.
Diakuinya, Negera tidak adil dalam menyikapi dan melihat jelas data yang benar, karena menurut Frengky, Negara tidak hadir dan melihat langsung keberadaan dan jumlah Pengsungsi asal Kabupaten Nduga.
“Rakyat sendiri menjadi Korban, Negera tidak adil oleh karena itu kami sakit hati dan sedang mederita,” kata Frengky.
Diakuinya, banyak juga kematian yang terjadi di Nduga akibat kelaparan, pembunuhan dan juga sakit, dan itu terjadi dibrbagai tempat Wilayah Kabupaten Nduga.
Dirinya sangat kecewa terhadap apa yang sudah dilakukan oleh Negara RI, dengan membiarkan para pengungsi Asal Kabupaten Nduga menderita.
Jelas Frengky, Polda Papua juga sudah mendatangi tempat Pengungsi, dan sempat menyatakan bahwa tidak ada pengungsi, namun hal itu sangat tidak benar, karena sampai saat ini Pengungsi Nduga sangat menderita.
Untuk di Wamena saja, Jelas Frengky, ada 40 titik Pengungsian bagi warga asal Kabupaten Nduga, selain itu ada juga di Timika, Lanny Jaya dan beberapa Kabupaten terdekat.
“Kami belum aman, karena daerah kami ada militer operasi, oleh karena itu saya sampaikan data itu benar dan pengungsi yang ada di Wamena itu juga benar,” kata Frengky.
Dirinya menilai, warga Kabupaten Nduga adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, namun yang dilakukan oleh Negara ialah membiarkan keberadaan warganya tetap menderita.
Sementara itu, salah satu Mama Pengungsi Asal Kabupaten Nduga, Mama Kogoya mengungkapkan, kami pegungsi masih ada dan banyak sudah keluar dari Nduga.
Menurutnya, kami para pengungsi sudah tidak bisa kembali lagi ke daerahnya, karena daerahnya masih di kuasai oleh aparat TNI/Polri.
Mama Kogoya mengungkapkan, selama ini dirinya masih berada di Jayawijaya.(NP)