Peredaran Sabu di Lokasi Tambang, BNN Akui Masih Terkendala Koordinasi

Brigjen Pol Jeckson Lapalonga

JAYAPURA (KT) – Terkait peredaran sabu di kalangan pekerja tambang yang ada di Papua, dibenarkan Kepala BNN Papua, Brigjen Pol Jeckson Lapalonga.

Ia menyakini, peredaran narkotika jenis sabu di areal pertambangan, bukanlah rahasia umum. Bahkan pihaknya pernah menangkap salah satu bandar besar yang mensupplay barang haram tersebut.

“Berdasarkan pengakuan dari tersangka yang pernah kami tangkap, banyak juga barang yang di pasok ke lokasi pertambangan untuk digunakan para pekerja. Sehingga kami meyakini pasar sabu di lokasi tambang ini cukup besar,” kata Jeckson, Jumat.

Ia menjelaskan dampak sabu, memang dapat membuat pemakai memiliki daya tahan tubuh kuat bahkan tidak tidur sampai 3 hari. Dan si pemakain dapat menggunakannya lagi jika merasa masih kuat dan berhenti menggunakan sabu, jika ingin istirahat

“Padahal dengan menggunakan sabu inj, mereka akan meninggal secara perlahan,”katanya.

Hanya saja kata Jeckson, BNN mengalami beberapa kendala saat ingin melakukan penelurusan lebih dalam terkait peredaran sabu dalam aktifitas pertambangan ini.

Ia mencontohkan kasus di Mimika, dimana BNN telah menangkap salah satu pengedar yang mensupplay sabu di Freeport.

“ Ini juga terbilang susah saat kita berkoordinasi, padahal kami sangat berharap kalau dapat dilakukan tes Urine, pastikan dapat di antisipasi, sebab dampak buruknya si penambang ini lambat laun akan meninggal,” jelasnya.

Demikian juga indikasi peredaran sabu di tambang Tradisional, Jeckson menyakini pasar sabu di lokasi wilayah Meepago dan Animha juga sangat besar, seperti tambang di Nabire dan Boven Digoel.

“Tapi kembali lagi, kami mengalami kendala saat akan masuk di wilayah tambang itu, kita sudah pernah koordinasi dengan pihak Direktorat Narkoba, tapi belum ada tindak lanjutnya,” jelasnya. (TA)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *