Ratusan Mama-mama Papua Demo Damai di Kantor DPRD Mimika

Ratusan Mama-mama Papua Demo Damai di Kantor DPRD Mimika

TIMIKA (KT) – Ratusan mama-mama pedagang asli Papua gabungan dari Eks pasar swadaya Jalan Yos Sudarso dan pedagang noken sekitaran Timika Indah, dan Pasar Tradisional Gorong-gorong menggelar demo damai di Kantor DPRD Mimika, Senin (20/7/2020).

Meski diguyur hujan ratusan mama-mama itu berjalan kaki mulai dari titik kumpul eks Pasar swadaya Jalan Yos Sudarso dengan mendapat pengawalan ketat TNI-Polri.

Tiba di Kantor DPRD, mama-mama pedagang asli Papua itu langsung menyampaikan aspirasinya. Dimana, mereka menolak direlokasi ke Pasar Sentral di Jalan Hasanudin yang dibuat oleh Pemerintah Kabupaten Mimika dengan beberapa alasan.

“Kami sudah beberapa kali mempertanyakan masalah ini tapi tidak ada jawaban. Sehingga kami tetap berjualan di Pasar lama. Tidak mau pindah di Pasar Baru, memang sudah dibangun bagus dan nyaman, tapi kami terkendala dengan transportasi. Kadang kami bawa jualan ke sana tapi tidak laku,” ujar Nis Murib mewakili pedagang asli Papua.

Diakuinya, terkadang penghasilan yang didapatkan saat berjualan di Pasar Sentral hanya berkisar Rp. 5 ribu dan tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari maupun biaya pendidikan anak-anaknya.

“Kita jualan di pasar lama karena hari ini kita jualan bisa dapat limaratus ribu sampai delapanratus. Kalau ke pasar baru hanya 5000. Bagaimana itu bisa mencukupi kebutuhan kami, juga biaya sekolah. Jadi tolong perhatikan,” imbuhnya..

Senada dengannya, menurut Menselina Jitmau, Eks Pasar Swadaya atau kerap disebut Pasar lama itu, telah mendapat berkat Tuhan melalui alam Amungme Kamoro. Sehingga, melalui hasil penjualan selama ini di Pasar lama dapat membiayai pendidikan anak-anak hingga berhasil mendapat gelar Sarjana.

“Biar kami mama-mama Papua duduk di pasar, tetapi kami punya anak-anak semuanya berhasil jadi sarjana. Pasar lama sudah diberkati dengan tuhan. Alam amungme kamoro sudah diberkati. Jadi kami mau bawa jualan ke pasar baru tidak diberkati. Sementara di pasar lama, begitu kami bawa jualan sedikit datang itu sudah meledak 700 sampai 800, kami bersyukur,” katanya sembari berharap agar Pemerintah dapat membiarkan mereka tetap berjualan di Eks Pasar Swadaya.

“Pasar lama harus dibangun seperti pasar mama mama papua di Jayapura . Kami tidak akan pindah,” imbuhnya. Terkait hal tersebut, salah satu anggota DPRD Mimika, Elminus B Mom mengatakan bahwa pihaknya akan segera membahas aspirasinya mama-mama Papua untuk selanjutnya diteruskan kepada Pemerintah Daerah. Hal tersebut perlu ditanggapi serius dan tidak boleh dipermainkan.

“Mereka cari tempat yang ramai. Jadi kembangkan ekonomi seperti itu. Pasar itu tidak boleh dimainkan. Pemerintah harus tanggapi dengan serius. Aspirasi mama mama kami harus dijawab. Karena siapa saja, Presiden dia hidup itu juga karena sumber di pasar dari hasil kebun. Siapapun dia. Termasuk kami (Anggota DPRD -red) ini,” ujarnya. (SL)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *