TIMIKA (KT) – Polres Mimika belum bisa melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di area Mile 48-49, Distrik Kuala Kencana, diduga lokasi penembakan Demianus Newegalen-Magai.
Kasat Reskrim Polres Mimika AKP Hermanto menyebut hal itu lantaran pihaknya belum menerima perintah dan masih menunggu koordinasi dengan pihak terkait.
Kendati demikian, ia mengungkap kasus tersebut juga masih dalam penyelidikan Satgas Penegakkan Hukum (Gakkum) Nemangkawi yang bertugas dalam operasi penindakan hukum Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Pasalnya, aparat keamanan menduga area tersebut sebagai tempat perlintasan hingga persembunyian KKB Joni Botak.
“Belum ada perintah olah TKP. Karena area TKP itu di sekitar Mile 48-49 masuk ke dalam hutan. Jadi harus melihat situasi yang ada dan koordinasi dengan pihak terkait,” kata Hermanto saat ditemui di Polres Mimika Jalan Cenderawasih, Kamis (25/3/2021).
Kendati demikian, Hermanto mengatakan bahwa kepolisian sudah melakukan langkah-langkah penanganan awal terhadap jenazah korban.
Pada saat dilakukan visum, terdapat lubang kecil di tubuh korban dengan diamaeter kedalaman 6cm.
“Empat kali diperiksa, Dokter Charitas menyebut tidak ditemukan benda asing dalam tubuh korban,” ujarnya.
Terkait hal itu, Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri membenarkan bahwa Demianus Magai, salah satu warga sipil telah tewas tertembak pada Minggu (21/3/2021) lalu.
Dimana, peristiwa itu terjadi saat korban hendak melakukan aktifitas pendulangan di mile 50.
“Tertembaknya salah satu masyarakat yang akan melaksanakan dulang di Mile 50. Tim kita sudah memberikan peringatan untuk tidak masuk di areal mile 43- 54 selama tim melakukan ambus. Karena kita memang lagi melakukan penindakan terhadap Joni Botak,” ungkap Fakhiri kepada awak media di Jayapura, Selasa (23/3/2021) lalu.
Ia membeberkan, pada saat itu tim tindak sudah memberikan kode peringatan kepada Demianus. Namun korban membuang anak panah.
“Sehingga anggota melakukan penembakan. Disitu sudah titik rawan, siapapun yang melakukan prosedur itu akan ditembak mati,” imbuhnya.
Ia mengungkap, sudah sekitar dua minggu pihaknya melakukan pengawasan di daerah yang memiliki kerawanan tinggi.
“Kita sudah mengawasi dua minggu lebih. Petugas tidak akan main-main. Tentu ada barang bukti lain yang dikumpulkan Satgas,” katanya. (SL)