Wamena (KT) – Pusat Kajian Pemajuan Kebudayaan Asli Wilayah Adat Lapago akhirnya resmi terbentuk.
Terbentuknya Pusat Kajian Pemajuan Kebudayaan Asli Wilayah Adat Lapago, setelah melalui Kongres pertama pemajuan kebudayaan asli Papua sebagai Role Model di wilayah adat Lapago, yang digelar sejak tanggal 7 hingga 9 April 2021 di Kabupaten Jayawijaya tepatnya Gedung Aithousa GKI Betlehem Wamena Kabupaten Jayawijaya.
Dalam Kongres pertama pemajuan kebudayaan asli Papua sebagai Role Model di wilayah adat Lapago melahirkan beberapa rekomendasi yang disepakati bersama diantaranya, kehidupan ekonomi, sosial, budaya di tengah-tengah masyarakat yang dirasa mulai terkikis oleh era globalisasi.
Inisiator sekaligus ketua panitia kongres pertama pemajuan kebudayaan asli Papua sebagai Role Model di wilayah adat Lapago, Simeon Itlay menyebtukan, hal yang telah terkikis itu disebabkan oleh kurangnya dan hilangnya kesadaran masyarakat untuk membuka lahan perkebunan, banyaknya peredaran minuman beralkohol, perjudian dan juga narkotika yang akhir-akhir ini marak di wilayah Lapago.
Menurutnya, ini telah merubah dan menghilangkan tatanan kehidupan berbudaya yang ada di Wilayah Lapago, sehingga harus ada wadah yang pantas dan layak untuk melindungi hal-hal yang tentang budaya dan masyarakat di Lapago
“Ini untuk menyelamatkan gejala-gejala kepunahan masyarakat asli Papua dari kematian dan hilangnya budaya asli,” kata Simeon Itlay di Wamena, Jumat (9/4/2021).
Menurutnya, peran semua pihak sangat diperlukan untuk mencegah kepunahan ini, terutama pihak gereja dan juga pemerintah serta tokoh-tokoh penting yang ada di masyarakat, melalui jalan pembinaan generasi muda yang ada, agar tidak terpengaruh dengan hal-hal yang membawa dampak kehancuran bagi kelangsungan hidup masyarakat dan budaya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Bupati se-wilayah Lapago, yang juga sebagai Bupati Kabupaten Lanny Jaya, Befa Yigibalom secara resmi mewakili Gubernur Provinsi Papua menutup kegiatan Kongres pertama pemajuan kebudayaan asli Papua sebagai Role Model di wilayah adat Lapago.
Kata Bupati Lanny Jaya, pada dasarnya pemerintah sangat mendukung adanya kegiatan yang diselenggarakan, karena dampak positifnya sangat baik untuk menyiapkan generasi Lapago yang handal.
Pemerintah, kata Befa, akan terus mendorong dan memberikan dukungan berupa dana kepada setiap pelaksanaan kegiatan yang diselenggarakan, terutama untuk pelestarian budaya dan menyiapkan genearasi muda Lapago.
“Lembaga ini kerja untuk sesuatu yang luar biasa namun terlupakan, sehingga tugas pemerintah adalah menyiapkan anggaran dan rencana ini juga akan dimasukan dalam rapat kerja Bupati se pegunungan tengah,” kata Befa Yigibalom.(NP)