Wamena (KT) – Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wamena, dr. Felly Sahureka menyebutkan, setiap hari ada penambahan kasus Covid-19 di Wamena Kabupaten Jayawijaya.
“Untuk pelayanan seperti biasa, cuma kasus meningkat setiap hari, jadi dalam satu hari tetap saja kasus positif itu semakin bertambah,” kata dr. Felly, Jumat (23/7/2021), usai kegiatan rapat bersama Pemerintah Jayawijaya, di lantai III Gedung Otonom Weneule Hubi Wamena Kabupaten Jayawijaya.
Penambahan jumlah kasus Covid-19 di Kabupaten Jayawijaya sangat berpengaruh pada kapasitas tempat tidur yang kita sediakan, dimana RSUD saat ini menyiapkan sebanyak 91 tenpat tidur, namun saat ini sudah terisi dan telah digunakan oleh pasien sebanyak 79 tempat tidur.
Menurut dr, Felly, angka keterisian tempat tidur itu rata-rata sehari di atas 80 persen bahkan bisa sampai 100 persen, karena angka kejadian kasus setiap hari meningkat dan juga kesembuhan pasien ini rata-rata agak lama.
Selain itu juga, ada pasien positif yang masih menunggu untuk dia bisa masuk di isolasi, karena banyak yang isolasi mandiri namun keadaanya bertambah jelek dengan kadar oksigen menurun sehingga mereka harus ke rumah sakit.
“Tetapi tadi malam, tadi pagi ada yang masuk lagi dengan hasil positif sehingga pasti update tempat tidur akan berubah lagi,” kata dr. Felly
Menurut dr. Felly, adanya penambahan jumlah Pasien Covid-19 di Kabupaten Jayawijaya, sudah termasuk beberapa petugas, baik itu perawat, dokter dan tenaga nakes lain, sehingga untuk pelayanan kesehatan tentunya terganggu terutama kepada pasien positif covid-19.
Dijelaskan, pasien yang masuk ke RSUD Wamena memiliki gejala sedang hingga berat, sehingga untuk penanganannya harus membutuhkan tenaga kesehatan yang banyak.
“Tetapi dengan keadaan begini, kami punya tenaga juga terbatas tetapi kami harus melakukan pelayanan walaupun mungkin akhirnya tidak terlalu maksimal karena keterbatasan tenaga dibandingkan jumlah pasien yang harus kami rawat,” kata dr. Felly.
Untuk saat ini, kata dr. Felly, ada 79 pasien yang dirawat, itu belum hitung yang di ruangan transit dan di IGD yang antigennya positif dan mereka bergejala tetapi hasil PCR belum keluar dalam arti mereka harus dites PCR.
Sementara 6 bangsal yang disiapkan, dr. Felly menejelaskan, sementara 6 bangsal itu masih berjalan seperti biasanya.
Ketersediaan Oksigen di RSUD Wamena
Untuk ketersediaan Oksigen di RSUD Wamena, dr. Felly menjelaskan, kebutuhan Oksigen tergantung dengan ketersediaan kasus yang sedang dan berat yang membutuhkan oksigen banyak.
Dimana, kapasitas produksi Oksigen kita dalam satu hari sebanyak 50 tabung besar ditambah 12 tabung kecil, dimana rata-rata pasien membutuhkan oksigen bisa dalam satu hari itu satu orang 8-10 tabung yang 6 kubik, sehingga kita juga kewalahan karena daya produksi kita dengan kebutuhan pasien inilah yang membuat kita sudah harus harus mengoperasikan mesin oksigen kita 24 jam.
Mungkin mereka istirahat beberapa jam saja untuk mengantisipasi jangan sampai jebol mesin kita bermasalah dan mengakibatkan masalah baru lagi. sehingga kami lagi membuat kerjasama, mungkin kami akan mengisi kerjasama dengan RS Lanny Jaya untuk jika terjadi hal ini maka mungkin kami akan mengisi ke Lanny Jaya,” kata dr. Felly.
Untuk kerjasama pengadaan Oksigen bagi kebutuhan di RSUD Wamena, dr. Felly menyebutkan akan bekerjasama dengan RSUD Lanny Jaya, dimana RSUD Wamena akan memberikan bantuan berupa mesin lama kepada RSUD Lanny Jaya, sehingga pengisian dan ketersediaan Oksigen tetap ada.
Pemeriksaan Varian Delta Kerjasama Dengan Litbangkes
Terkait dengan pemeriksaan sampel untuk mengetahui adanya Varian baru yang disebut Varian Delta, dr. Felly menjelaskan, pihak RSUD Wamena telah berkoordinasi dengan dokter Antonius sebagai kepala Litbangkes Jayapura.
“Kami sudah berkoodinasi dengan kepala litbangkes dokter antonius dan kami akan mengirimkan ke dokter antonius untuk diperiksa, jadi sudah ada lampu hijau dari litbangkes, kami akan mengirimkan mungkin kita akan tahu dari kasus-kasus yang berat kemudian kasus anak itu apakah betul varian deltal itu sudah masuk di jayawijaya,” kata dr. Felly.
Sebelum-sebelumnya, dr. Felly menyebutkan, setelah mereka diberikan antivirus, biasanya paling cepat ada yang satu minggu, kemudian 10 hari, tetapi ini bahkan ada yang sudah lebih dari satu bulan dengan masih bergejala, masih dengan ventilator dan alat yang namanya optiflow.
Menurut dr. Felly, ada dua kasus yang memang sudah memakan waktu mungkin satu bulan lebih, namun masih belum sembuh dan rata-rata yang di isolasi utama semua masih positif sampai saat ini.(NP)