JAYAPURA (KT) – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Papua mendukung program Ketahanan Pangan Nasional (Food Estate) dengan mendorong pengembangan produksi sagu industri kecil berkualitas eksport.
Sebagai langkah awal, Kadin Papua melakukan pertemuan dengan Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Papua, guna mengetahui lebih jauh tentang informasi dan perkembangan industri sagu yang dikelola oleh pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
“Pertemuan ini sebagai langkah awal Kadin Papua, untuk mengetahui sejauh mana pengembangan industri Sagu yang ada di Papua. Selain mendorong ketahanan pangan nasional atau Food Estate, Kadin juga mendorong perekonomian khususnya pengusaha kecil atau micro,” kata Ketua Umum Kadin Provinsi Papua, Ronald Antonio usai pertemuan, Kamis (19/8/2021).
Menurut Antonio Industri sagu di Papua sangat berpotensi besar, apalagi 80 persen atau sekitar 4,7 hektar hutan sagu di Dunia berasal dari Papua.
Untuk itu, dengan peluang tersebut, Kadin akan menfasilitasi industry kecil pengelolaan sagu ini, untuk dihubungkan dengan perusahaan-perusahaan besar.
“Sudah ada satu Perusahaan yang memiliki ijin, saya sudah komunikasi dengan pimpinannya yang kebetulan teman. perusahan ini sudah siap, dan meminta Kadin Papua untuk memastikan ada pengusaha sagu industry kecil yang nantinya akan mensupplay sagu tersebut ke perusahaan-perusahaan besar,” jelasnya.
Sementara itu, Waketum Bidang Pertanian, Industri Pertanian dan Ketahanan Pangan Kadin Papua, Dian Daat menerangkan, pertemuan ini juga dimaksudkan untuk menyamakan persepsi dan sinergitas antara Kadin Papua dengan Dinas terkait.
“Pertemuan tadi lebih membahas soal food estate khususnya untuk tanaman sagu. Kadin punya fokus agar pengelolaan sagu kedepan lebih maksimal lagi,” katanya.
Ia menambahkan, pihaknya sebenarnya ingin mendorong pengelolaan sagu ini mulai dari hulu hingga hilir. Dengan begitu nanti diharapkan ada konektivitas antara pengusaha dengan investor.
“Jadi kami akan ambil dari pengusaha lokal dan mencari investor. Jadi peran kami lebih kepada penghubung antara pengusaha lokal dengan investor, nanti dinas terkait yang menyiapkan pengusaha lokalnya,” kata dia.
Di tempat yang sama, Kepala Bidang Perkebunan, Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura, Karel Yarangga mengaku telah menyampaikan sejumlah informasi terkait rencana pengelolaan sagu kedepan dalam pertemuan tersebut.
“Kalau data yang dirilis secara nasional sagu ini dari 5,6 juta hektar itu 5,2 juta hektar ada di Papua dan Papua Barat. Ini yang belum kita kelola secara baik,” tuturnya.
Lanjutnya, ada dua daerah yang nantinta menjadi fokus pengembangan sagu, yakni Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura. Alasannya karena potensi sagu di dua daerah ini cukup besar dan lebih mudah untuk dikelola.
“Pohon sagu ini sudah ada, hanya tinggal dieksploitas atau kelola dengan konsep yang tepat secara berkelanjutan baik untuk tujuan food estate maupun ekspor,” katanya. (TA)