Wamena (KT) – Direktur Eksekutif Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua, Theo Hesegem mempertanyakan tugas Kepolisian dalam upaya mengindentifikasi seluruh korban Pasca Kerusuhan Sinakma.
“Indentifikasi itu sebenarnya tugas aparat kepolisian yang harus dilakukan, tapi apakah sudah dilakukan atau tidak saya juga belum ketahui,” ungkap Theo Hesegem yang juga sebagai Aktivis HAM.
Menurutnya, sebagai Aktivis HAM, dirinya hanya melakukan kunjungan ke Rumah Sakit guna melihat kondisi jenasah dan korban luka tembak lainnya, sedangkan identifikasi harus dilakukan pihak kepolisian, baik itu terhadap korban yang meninggal maupun korban yang mengalami luka ringan dan luka berat.
Theo menjelaskan, proses identifikasi sangat penting untuk melakukan penegakan hukum.
Sebagai Pembela HAM, Theo sangat menyesal dengan kejadian yang terjadi di Wilayah Sinakma, karena Kabupaten Jayawijaya saat ini mengalami Krisis kemanusiaan, apalagi ada 9 orang Papua termasuk 2 orang Non Papua yang menjadi korban dan meninggal.
Dirinya berharap, kejadian kerusuhan di Sinakma tidak terulang lagi, sehingga dirinya berpesan kepada TNI dan Polri untuk mengendalikan Emosinya saat berada di lapangan, begitu juga dengan masyarakat untuk dapat menjaga emosinya.
Terkait pertemuan bersama keluarga korban dan pemerintah, Theo menjelaskan, dirinya ada sebagai fasilitator.
“Kenapa saya harus menjadi Fasilitatorl, karena kita tahu pendudukan di Jayawijaya ini majemuk ada dari mana-mana dan kemarin kejadian itu semua orang merasa takut dan trauma, semua orang Papua dan Non Papua,” ungkap Theo Hesegem.
Kapolres Jayawijaya, AKBP Hesman Napitupulu menjelaskan, terkait Identifikasi seluruh korban meninggal, masih dalam tahapan penyidikan.(NP)