Wamena, (KT)- Kehadiran Otonom Baru Provinsi Papua Pegunungan akan menyasar 2 aspek yakni terbukanya peluang kerja bagi Orang Asli Papua atau OAP dan meredam isu Papua Merdeka. Untuk itu nantinya dalam penyerapan tenaga kerja dituntut memprioritaskan orang asli Papua terutama generasi muda agar tak berpikir lagi ke hal-hal yang negatif karena sudah menjadi tuan diatas negerinya sendiri.
Akatif Hisage salah satu pemuda papua pegunungan mencermati bahwa selama ini, semua sektor dikuasai non orang asli Papua tanpa melihat nasib orang asli Papua diatas tanahnya.
“Semua peluang direbut oleh teman-teman non OAP, lalu orang asli papua yang banyak sarjana, banyak penganguran dimana-mana akan dikemanakan? kehadiran DOB karena tuntun merdeka untuk merendam isu Papua merdeka tapi masih saja direbut (Rakus).
Peluang seperti kursi DPR,DPD,Bupati wakil Bupati dan Gubernus dan wakil Gubernur,PNS, Bisnis Ekonomi honorer semua mau rebut,” katanya di Wamena Senin,(26/6/23).
Ia mengatakan, kesadaran sangat penting, sebagai wujud saling menghargai sesama manusia. Pilkada 2024 mendatang di posisi Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Bupati, Wakil Bupati ,Gubernur, wakil Gubernur diwajibkan anak asli Papua.
“ Sadar saja, tak mungkin orang asli Papua jadi DPR , MRP, Bupati, Gubernur apa lagi PNS diluar Papua, semua peluang tertutp untuk orang asli Papua. Orang Papua kuliah dibelahan Indonesia lain pun akan pulang ke Papua untuk bekerja,”katanya.
Ia mengingatkan Bupati di 8 Kabupaten dan Gubernur Provinsi Papua Pegunungan jabatan struktural maupun fungsional diwajibkan orang asli papua,agar menjadi tuan diatas negerinya sendiri.
“ Saya ingatkan Bupati dan Gubernur jabatan Kepala Dinas, kabid,diberikan kepada orang asli Papua, jangan lihat dari ketidak mampuan, semakin perlahan pasti akan bisa, diluar sana klening sevis saja tida bisa. Kecuali tempat-tempat belum ada SDM OAP,” katanya.
Selama ini kembangkan isu OAP kekurangan SDM, tidak mampu, sesungguhnya itu untuk menutupi peluang kerja.
“Orang Papua itu pintar tapi karena peluang diambil orang lain, bilang minim SDM dan lain lain itu hanya demi menutupi lapangan pekerjaan,” jelasnya.
Ia menambahkan peluang konflik antar masyarakat sangat besar melalui miras, narkoba dan perjudian, terjadi pembiaran, berkembang secara luas di kalangan masyarakat.
“ Pemerintah, gereja, pemuda, perempuan harus bersatu melawan narkoba, miras dan perjudian karena ini akar masalah selama ini ,” jelasnya. (AW)