Petani Padi Yahukimo Studi Banding Pengolahan Sawah di Sidrap

Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Yahukimo memboyong 22 orang petani padi beserta pendampingnya guna melakukan studi banding pengelolaan lahan persawahan di Sidrap, Sulawesi Selatan.

JAYAPURA (KT) – Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Yahukimo memboyong 22 orang petani padi beserta pendampingnya guna melakukan studi banding pengelolaan lahan persawahan di Sidrap, Sulawesi Selatan.

Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Yahukimo memboyong 22 orang petani padi beserta pendampingnya guna melakukan studi banding pengelolaan lahan persawahan di Sidrap, Sulawesi Selatan.

Di Sidrap para petani padi Yahukimo ini mengunjungi lokasi persawahan sekaligus melihat langsung proses pembibitan, penanaman, perawatan, panen hingga tahap produksi gabah menjadi beras dan siap pasarkan.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Yahukimo, Riswan Jaya Tandibiring menyebut para petani yang ikut dalam studi banding tersebut sebanyak 22 orang ditambah dengan 8 orang pendamping.

Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Yahukimo memboyong 22 orang petani padi beserta pendampingnya guna melakukan studi banding pengelolaan lahan persawahan di Sidrap, Sulawesi Selatan.

“Kita melakukan studi banding selama empat hari dengan total rombongan sebanyak 30 orang masing-masing 22 orang Petani ditambah dengan 6 orang pendamping serta dua orang perwakilan dari Bappeda dan Diskominfo ,” kata Riswan, Kamis Sore.

Ia menjelaskan, kegiatan studi banding sendiri berlangsung selama empat hari, dimana para petani Yahukimo diajak melihat langsung proses pengolahan dan bercocok tanam baik secara manual maupun mekanical.

“Yang pasti tujuan utama kita ke sini adalah bagaimana petani kita di Yahukimo khususnya di Dekai memiliki wawasan tentang bagaimana cara melakukan pengolahan sawah, baik melalui sistem irigasi teknis maupun lahan pesawahan dari tadah hujan,” jelasnya.

Adapun hal menarik yang selanjutnya bakal menjadi prospek untuk diimplementasikan di Yahukimo, kata Riswan, terkait tahapan panen ke produksi dengan waktu singkat.

Ia menyebut pemanenan Padi di Sidrap dengan luas lahan 1 ha hanya membutuhkan waktu 1,5 – 2 jam dengan menggunakan mesin combine harvest. Mesin ini merupakan mesin memanen tanaman serealia, dengan tiga operasi yang berbeda, yaitu menuai, merontokkan, dan menampi, dijadikan satu rangkaian operasi.

” Disini kami melihat langsung bagaimana proses produksinya itu, gabah hasil panen langsung masukkan ke tabung pemanas dengan lama waktu pemanasan 17-18 jam. Sehingga estimasi waktu dari panen hingga hasil produksinya hanya memakan waktu 2 hari saja,” jelasnya

Demikian juga penerapan aplikasi dari hasil produksi yang sudah tersinkronisasi dengan sistem dengan data BPS.

Ia menambahkan selama studi banding di Sidrap, rombongan dari Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Yahukimo mendapat kehormatan dari Pemda setempat dengan pendampingan langsung oleh Kadis Tanaman Pangan, Holtikultura, Perkebunan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sidrap Ir. Ibrahim AS.

Ia berharap materi maupun wawasan terkait pengolahan sawah yang diterima para Petani ini dapat diimplementasikan di Kabupaten Yahukimo, sehingga Petani Yahukimo dapat lebih mempersiapkan diri menuju Yahukimo sebagai daerah sentra Pangan dan Ekonomi di wilayah Papua Pegunungan.

Akhir dari studi banding ditutup dengan penyampaian materi tentang Pengelohahan Lahan Pengunaan TR2 dan TR4, Pertanian dan Perikanan Seleksi Benih Padi dan Pertumbuhan Padi serta Penyuluhan Pertanian di wisma Tri Multim, Pangkajene Sidrap. **

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *