Jayapura, (KT)— Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) mengklaim bertanggung jawab atas penembakan hingga tewas terhadap tiga anggota militer Indonesia dalam dua insiden terpisah yang terjadi di wilayah Puncak Jaya dan Yahukimo, Papua.
Dalam siaran pers yang dirilis Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB pada Jumat (16/5), disebutkan bahwa aksi pertama dilakukan oleh pasukan TPNPB Kodap Yambi di bawah pimpinan Tenggemati Telenggen pada Kamis (15/5). Dua anggota TNI dilaporkan tewas dalam serangan bersenjata di Kampung Usir, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya.
TPNPB menyatakan aksi tersebut merupakan balasan atas kematian salah satu anggotanya, Bumiwalo Enumbi, yang menurut mereka ditembak aparat militer Indonesia pada 10 Mei 2025. Pihak TPNPB mengklaim bahwa kematian Enumbi berawal dari pemantauan intelijen militer yang menyusup ke wilayah Distrik Illamburawi.
Dalam laporan kedua, Komandan Batalion Korowai TPNPB Kodap XVI Yahukimo, Mayor Bocor Sobolim, mengonfirmasi eksekusi terhadap seorang agen intelijen militer Indonesia yang menyamar sebagai pengantar air galon ke markas TNI di Yahukimo. Insiden itu terjadi pada Jumat, 2 Mei 2025, dan disebut dipimpin oleh beberapa tokoh lapangan: Buplin Kobak, Busuale Suhuniap, Bintang Pahabol, dan Berantakan Kobak.
Mayor Bocor Sobolim juga menyampaikan ancaman terbuka bahwa TPNPB Kodap XVI Yahukimo akan mengeksekusi siapa pun yang dianggap sebagai agen intelijen pemerintah, termasuk warga sipil pendatang yang bekerja sebagai tukang ojek, pedagang, atau buruh bangunan, jika memasuki wilayah yang diklaim sebagai zona operasi TPNPB.
Manajemen Markas Pusat TPNPB-OPM dalam pernyataan resminya menghimbau Presiden Prabowo Subianto dan Panglima TNI untuk menarik seluruh pasukan dari Papua dan menegaskan bahwa TPNPB akan terus melakukan perlawanan bersenjata di seluruh 36 Komando Daerah Pertahanan di Tanah Papua.
Pernyataan ini juga menyerukan agar warga Papua yang saat ini bekerja sebagai bagian dari militer Indonesia kembali kepada perjuangan kemerdekaan Papua.
Siaran pers ini ditandatangani oleh jajaran pimpinan tinggi TPNPB-OPM: Panglima Tinggi Jenderal Goliath Tabuni, Wakil Panglima Letjen Melkisedek Awom, Kepala Staf Umum Mayjen Terianus Satto, dan Komandan Operasi Umum Mayjen Lekagak Telenggen. Juru Bicara Sebby Sambom menyatakan bahwa rilis ini telah diteruskan ke berbagai pihak nasional dan internasional.