Wamena (KT) – Pasca-kerusuhan di Distrik Elelim, Kabupaten Yalimo, puluhan warga Non-Papua (Non-OAP) tiba di Wamena sebagai pengungsi pada Rabu (17/9/2025) dini hari. Kapolres Jayawijaya AKBP Anak Agung Made Satriya Bimantara, S.I.K., turun langsung memantau dan memastikan para pengungsi mendapatkan penanganan yang layak.
Rombongan pengungsi yang terdiri dari 23 orang tiba di Mapolres Jayawijaya pada pukul 02.20 WIT. Mereka dikawal ketat oleh personel gabungan Polres Jayawijaya dan Kodim 1702/JWY.
Sesampainya di Mapolres, para pengungsi langsung disambut oleh jajaran pimpinan Polres Jayawijaya. Mereka mendapatkan penanganan medis dan diberikan bantuan logistik seperti makanan dan minuman untuk memulihkan kondisi.
Data Pengungsi dan Upaya Pengamanan
Total 23 orang pengungsi yang terdata terdiri dari berbagai profesi, mulai dari guru, ASN, wiraswasta, hingga pelajar. Beberapa nama yang terdata antara lain:
• Fander (34), Satpol PP, Elelim
• Yesliana Eta (42), Guru, Elelim
• Desianti (28), Asisten Apoteker, Elelim
• Yasdar (45), ASN, Kampus 2 Wamena
Selain itu, terdapat enam PNS dari Inspektorat Provinsi Papua Pegunungan yang kebetulan sedang bertugas di Yalimo.
Selain 23 orang yang tiba di Mapolres, terdapat 31 pengungsi lain yang memilih untuk langsung menuju rumah kerabat di Gang Nirwana, Wamena. Pihak kepolisian telah mencatat nama-nama mereka untuk pendataan lebih lanjut.
Pada pukul 03.05 WIT, sebagian pengungsi meminta bantuan untuk diantar ke rumah mereka masing-masing di Wamena. Permintaan ini langsung dipenuhi dengan pengawalan ketat dari personel Polres Jayawijaya untuk memastikan keamanan para pengungsi.
“Kami pastikan warga yang terdampak kerusuhan ini mendapatkan perlindungan dan bantuan yang diperlukan,” ujar AKBP Anak Agung Made Satriya Bimantara.
Hingga saat ini, situasi di Wamena terpantau kondusif. Aparat gabungan TNI-Polri terus berpatroli untuk menjaga stabilitas pasca-insiden di Kabupaten Yalimo. (AM)
