Wamena (KT) – Fenomena langka berupa hujan es sempat mengejutkan warga Wamena setelah dikonfirmasi terjadi di wilayah tersebut. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wamena menjelaskan bahwa kejadian singkat yang berlangsung sekitar delapan menit ini merupakan dampak langsung dari keberadaan awan cumulonimbus yang masif di atas wilayah tersebut.
Prakirawan BMKG Wamena, Gama Reksa, menerangkan bahwa kejadian ini bertepatan dengan masa peralihan musim di Papua, dari kemarau menuju penghujan. Periode ini memang dikenal sebagai waktu yang rawan cuaca ekstrem, termasuk hujan lebat, petir, dan, seperti yang terjadi, hujan es.
Mekanisme Terbentuknya Hujan Es
Menurut Gama, hujan es yang terjadi di Wamena dipicu oleh awan cumulonimbus—jenis awan besar yang menjulang tinggi hingga ke lapisan atmosfer yang sangat dingin.
“Data satelit kami menunjukkan suhu sangat rendah di puncak awan cumulonimbus. Di ketinggian tersebut, uap air membeku menjadi kristal es,” jelasnya.
Biasanya, kristal es ini akan mencair menjadi air hujan saat turun melewati lapisan udara yang lebih hangat. Namun, dalam kondisi tertentu, terutama jika suhu permukaan relatif lebih dingin atau kristal es terlalu besar, bongkahan es tersebut dapat tidak mencair sempurna hingga mencapai tanah. Karakteristik unik cuaca di dataran tinggi Wamena yang memiliki perbedaan suhu permukaan ekstrem juga turut memungkinkan fenomena singkat ini terjadi.
Imbauan Waspada Cuaca Ekstrem
BMKG mengingatkan bahwa potensi cuaca ekstrem masih ada selama masa transisi musim ini, meskipun intensitasnya diperkirakan kecil.
“Untuk beberapa hari ke depan, masyarakat Wamena diimbau untuk waspada terhadap kemungkinan hujan sedang hingga lebat,” tambah Gama.
Masyarakat, khususnya yang berada di wilayah dataran tinggi seperti Wamena, diminta untuk terus memperhatikan informasi cuaca terkini dari BMKG dan meningkatkan kewaspadaan terhadap perubahan suhu dan cuaca yang ekstrem. (AM)