JAYAPURA (KT) – Dugaan keberadaan jaringan teroris dari kelompok Jamaah Ansorud Daulah (JAD) Lampung di Kabupaten Merauke dan Keerom, Provinsi Papua, yang santer diberitakan oleh salah satu media daring nasional pada tanggal 7 Mei 2019 lalu, akhirnya terjawab.
Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Papua dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Keerom, Sabtu (31/5/2019), menyatakan jika isi berita itu adalah tidak benar atau hoax. Menyusul, fakta dari hasil investigasi yang dilakukan kedua pihak bersama dengan kepolisian daerah Papua serta jajarannya.
“Isu itu tidak benar. Kami telah lakukan investigasi dan juga selalu melakukan pembinaan, koordinasi dan deteksi dini telah dilakukan. Kami minta kepada masyarakat agar tak termakan isu,” tegas Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua Pdt. Amsal Yowei, S.PAK., SE., M.Pd.K kepada sejumlah wartawan di kantornya, Sabtu (31/5/2019).
Amsal memastikan, Kementerian Agama beserta jajarannya yang berada di daerah hingga distrik, bersama FKUB akan terus melakukan deteksi dini melalui pemantauan intensif guna merendam segala potensi tindakan kelompok radikal di Papua.
Demikian Ketua FKUB Kabupaten Keerom, H. Nursalim Ar Rozy mengatakan, pihaknya telah melakukan pengecekan di setiap distrik di daerah Keerom. Kenyataan, isu terebut hanyalah hoax belaka yang diduga memecah belah kerukunan antar umat beragama di tanah Papua, yang selama ini terjalin baik.
“Upaya-upaya sudah kami lakukan, kami ke lapangan, kami ke daerah Perkebunan Inti Rakyat (PIR) satu sampai lima. Bahkan menyikapti itu kami melakukan berkoordinasi dan audiensi dengan berbagai pihak, termasuk kepolisian. Hasilnya sampai detik ini kami tak jumpai adanya kelompok JAD di sasa,” jelasnya.
Nursalim mengimbau kepada seluruh masyarakat Papua, khususnya masyarakat Keerom agar tidak mudah merespon informasi yang tidak jelas kebenarannya. Namun harus melakukan cek fakta.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Keerom, Karel F. Mambay, M.Pd.K. menyampaikan jika pihaknya telah mengambil langkah-langkah internal maupun eksternal bersama pihak-pihak terkait. Pihaknya pun telah mengundang pimpinan dari Perkebunan Inti Rakyat hingga dilakukannya pemeriksaan setiap KTP penduduk yang tinggal dan bekerja di wilayah tersebut.
Menurut Karel, isu ini tidak hanya beredar di Papua, namun sudah menjadi konsumsi nasional. Sehingga, pihaknya langsung mengambil langkah dengan mengundang semua pihak terkait. “Secara keseluruhan tanah Papua aman tidak ada tempat latihan untuk JAD, termasuk di Keerom,” ungkapnya.
“Keberadaan JAD di Keerom itu hoax termasuk juga di Merauke, Papua. Papua masih dalam keadaan aman. Maka saya minta kepada teman-teman media agar berhati-hati dalam menyebarkan pemberitaan terutama terkait sesuatu yang sensitif,” tambah Ketua Harian MUI Papua Drs. H. Umar Bauw. (Ara)