Bantah Bicara Refrendum, Albert Wanimbo Minta Oknum Legislator Perjelas Kata BIN ‘Bersihkan’

Bantah Bicara Refrendum, Albert Wanimbo Minta Oknum Legislator Perjelas Kata BIN ‘Bersihkan’

JAYAPURA (KT) – Ketua KNPI Papua, Alberth Wanimo merasa di rugikan lantaran di tuding bicara refrendum terkait pernyataannya mengenai Otsus yang akan berakhir beberapa tahun lagi. Kepada Kawat Timur via selular, Alberth Wanimbo meluruskan bahwasanya, bahasa yang disampaikannya adalah disinyalir pasca berakhirnya Otsus jangan-jangan isu refrendum itu mengemuka.

Alberth menjelaskan maksud dari pernyataan itu agar para pihak seluruhnya, khususnya stage holder bisa mempersiapkan diri, kira-kira konsep apa yang akan di gunakan di Papua jika Otsus berakhir. apakah di lanjutkan atau formulasi baru, seperti itu.

“Itu saya sampaikan, lantaran saya dengar di beberapa pihak, jangan sampai hal ini mengemuka, dan sejak awal kita bisa mendeteksi ini sedini mungkin agar kepolisian, BIN, Stake Holder, DPRP dan MRP agar dapat mengambil langkah bijak untuk menyikapi situasi terkini saat otsus berakhir,” jelas Alberth, Sabtu (13/7/2019).

Terkait apa yang di sampaikan Legislator Papua terhadapnya, Ia meminta Boy Dawir agar dapat melihat semua perkara di Papua secara objektif, proposional dan profesional. Sebab menurutnya, pemberitaan yang secara gamblang di tujukan kepadanya tersebut, terkesan ada penyerangan secara pribadi, padahal isi dan maksud yang termuat dalam pernyataan sebelumnya di media tidak sesuai dengan pernyataan Boy Dawir.
“Jangan sampai ada pikiran kebencian terhadap saya,” katanya

Ia justru beranggapan bahwa pernyataan yang di sampaikan kepadanya tersebut sangat memalukan. “Jangan bangun isu sesat, apalagi beliau menyatakan bahwa oknum Ketua KNPI atau oknum Pejabat minta BIN bersihkan dalam konteks apa? politik atau apa? saya butuh kejelasan, dan itu sangat melampau jauh dari pernyataan saya,” katanya.

Selaku Ketua KNPI Papua yang membawahi banyak OKP di Tanah Papua, dirinya sama sekali bicara soal reverendum. “Sama sekali saya tidak minta refrendum, dan itu di luar kewenangan saya. Saya tegaskan lagi bahwa saya NKRI harga mati dan tulen, apalagi besok saya akan di nobatkan sebagai Ketua Gusdurian Papua artinya NKRI saya sudah tuntas,” jelasnya.

Intinya dalam pernyataan yang disampaikannya dalam berita, kata Albert Wanimbo, dirinya tidak sama sekali menanamkan benih-benih revolusi.

“Sama sekali tidak, harus di pahami baik pernyataan saya secara keseluruhan agar paham dan sama-sama kita mencerdaskan semua di tanah Papua,” tandasnya

Soal Otsus sendiri, kata Albert Wanimo, berhasil atau tidaknya Otonomi Khusus harus di lihat secara tebuka dan keseluruhan dan perlu adanya tim terpadu dengan kajian akademis baik dari akademisi, pemerintah, MPR, MRP, LSM termasuk pihak keamanan, untuk sama-sama evaluasi Otsus.

“Kira-kira indikator mana yang akan digunakan jika dikatakan Otsus gagal agar bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah, termasuk kajian teknisnya agar bisa mendapatkan kesimpulan,” jelasnya

Pandangannya sendiri, jika ditanya apa manfaat Otsus untuk Papua, itu lebih kepada kewenangan menyeluruh. Artinya, jika Jakarta melihat bahwa Otsus hanya dalam konteks uang. Sementara dari sisi pandangannya, Otsus Papua antara uang dan kewenangan.

“Nah kewenangan itu terkadang tidak diberikan 100 persen kepada Pemerintah Papua,” katanya.
Untuk itu, Ia meminta, jika memang Otsus untuk Papua, maka lepaskan semua kewenangan tersebut kepada Papua, pasal per pasal dan bait per bait. Seperti, contohnya, Partai Lokal yang hingga saat ini belum jalan, tidak tau bagaimana ujung pangkalnya sementara batang tubuhnya ada dalam UU Otsus.

Karena yang kita lihat, kata Alberth, Jakarta mungkin lepas kepala tapi ekor masih di pegang, intinya yang kita lebih butuh kewenangan, sebab jika kewenangan itu diberikan secara utuh maka kita bisa mengelola SDA secara baik,
“Jadi saya pikir kalau kewenangan ini di berikan maka uang tidak relevan, kita bisa kelola SDA dengan baik,” katanya. (TA)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *