Sentani,(KT)- Dewan Perwakilan Rakyat Papua,(DPRP) Komisi IV kembali melakukan tinjauan sejumlah venue PON di Kabupaten Jayapura. Adapun venue yang ditinjau antara lain, criket,hockey di Doyo Baru, distrik Waibu, sofeball dan Bisball di Auri, Distrik Sentani Kota,Gor STT Gidi di Stakin, dan terakhir di Lapangan Stadion sepak bola di Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Jumat (18/10/2019)sore.
Wakil Ketua Komisi IV DPRP,Boy Markus Dawir,(BMD) kepada wartawan mengatakan, tinjauan yang dilakukan bersama anggota Komisi VI guna mencek sejauhmana perkembangan progress pekerjaan dari sekian venue di Kabupaten Jayapura.
“ Dari 47 Cabor yang dipertandingkan, hanya ditetapkan menjadi 37 cabor sehingga atas itulah,kita turun guna melihat persiapan venue dari 37 cabor yang ditetapkan itu. Selain itu kami juga melihat venue dari 10 yang dikurangi tersebut dari segi pembiayaian. “ Jika 10 cabor yang telah dikurangi itu telah masuk dalam pembiayaian APBD Provinsi maka dipastikan untuk tahun 2020 kita tidak akan anggarkan itu sebab itu sudah dicoret oleh Presiden RI dalam rapat kabinet keputusan terakhir tentang berapa cabor yang dipertandingkan di PON 2020 beberapa waktu lalu,”ucapnya.
Ia mengakui bahwa,dari tinjauan dari beberapa venue terlihat sudah cukup baik namun di Gor dan di Auri ditemukan kemunduran 3 bulan disebabkan pemindahan lokasi namun kita mendorong supaya bisa dikerjakan cepat mengingat semua venue harus tuntas hingga bulan Desember tahun ini. Tetapi jika masih ada yang masih kerja atau close diperkirakan selesai dibulan Maret atau April tahun 2019 namun itu harus tuntas.
“Soal masalah dana untuk venue sudah tidak ada masalah sebab telah sesuai dengan dana yang direncanakan termasuk stadion utama yakni, stadion Papua Bangkit sudah aman kecuali jalan masuk akan menjadi prioritas kita seperti jalan masuk ke Doyo khusus ke Venue perlu kita tuntaskan begitupun dijalan masuk venue baseball dan bisball termasuk di Gor STT Gidi. Sedangkan di Stadion Papua Bangkit tinggal kewajiban Pemerintah melakukan pembayaran sisa tagihan yang harus dibayarkan. Dan itu tersisa sekitar 100 Milliaran ,” ujarnya.
Soal 10 cabor yang dibatalkan, Ia menjelaskan, venuenya itu kemungkinan memang belum teralisasi dibangun sehingga tidak dikerjakan. “Kita dari awal miliki semangat harus dilaksanakan di 5 klaster diwilayah adat namun sekarang hanya dilaksanakan diwilayah adat Tabi,Kota dan Kabupaten Jayapura, Meepago berada di Timika dan penyanggah di Merauke, sedangkan di Biak dan Wamena dicoret semua.
Lanjutnya,Venue di Timika sudah selesai tahun 2018 , Merauke sedang kita dorong stadion kartapal sementara berjalan dan kita memiliki waktu namun waktu itu akan difokuskan dalam mendukung 37 cabor dipertandingkan di Papua yang nanti akan dibawa ke Paripurna sekaligus pembahasan sisa-sisa kebutuhan PON 2020 ,” imbuhnya.
Sementara itu, Manager Project PT.Ninda Karya, Hoki mengungkapkan, yakin venue criket dan hocky akan selesai sebelum PON 2020. Dan itu diperkirakan bulan Juni 2020. Sedangkan untuk nilai kontrak senilai Rp 277 Miliar lebih,” ungkapnya.
Hal sama dikatakan, Deputi SEM PT. Ninday Karya,Sofyan mengatakan, pekerjaan telah masuk 60 persen khusus divenue sofeball dan bisball. Namun kendalanya, terkait lokasi dimana, atas itu kami mengalami kehilangan waktu pekerjaan selama 4 bulan namun ditargetkan pekerjaan selesai bulan Desember. Kita berusaha optimalkan pekerjaan dulu dan venue ini dibangun seluas 56 hektar dengan kapasitas penonton 3.000 orang,” katanya.(TOM)