Wamena (KT) – Direktur RSUD Wamena, dr. Felly Sahureka menyebutkan, penyampaian Informasi dan pengumuman kepada masyarakat melalui Radio Republik Indonesia (RRI) Wamena tidak ada manfaatnya.
“Sebenarnya, di RRI pun tidak ada manfaatnya dan itu banyak,” kata dr. Felly Sahureka, Kamis (31/10/2019) saat menggelar Konferensi Pers di Mako Polres Jayawijaya.

Bukan hanya itu, dr. Felly juga menyebutkan bahwa banyak orang juga tidak mungkin mendengarkan RRI.
Hal itu disampikan dr. Felly Sahureka karena berkali-kali pihak RSUD Wamena mengalami kendala dan kewalahan saat menangani korban meninggal yang belum diketahui status keluarga korban.
Sehingga, menurut dr. Felly, dalam menyampaikan informasi, pihak RSUD Wamena lebih memilih untuk menggunakan pesan Whatsaap Group, dengan tujuan agar siapapun yang ada di dalam Group Whatsaap dapat mengenal pasien atau korban meninggal yang dibawah ke RSUD Wamena.
“Pasti wartawan tahu, berkali-kali kami kewalahan dengan penemuan jenasah yang tidak ada identitasnya dan apakah kita mau kubur atau apakan kita tidak tahu,” ungkap dr. Felly.
Apalagi saat ini dengan keterbatasan sarana firser untuk jenasah di RSUD Wamena, maka pihak RSUD Wamena menggunakan jalan satu-satunya ialah menggunakan media RRI dan itu sudah berkali-kali.
Terkait adanya indikasi petugas RSUD yang mengungah foto di media sosial, dr. Felly Sahureka memastikan agar dapat menyampaikan kepada dirinya, dan jika terbukti ada, maka petugas RSUD yang dimaksudkan akan dikenakan sangsi tegas.
“Kalau ada petugas, silahkan bapak sampaikan ke saya pasti kena sangsi karena sudah jelas ada undang-undang Itnya dan sudah jelas kami sudah pampang disitu,” kata dr. Felly.(NP)