Proses Evakuasi Korban Pesawat Jatuh

Proses Evakuasi Korban Pesawat Jatuh

Proses Evakuasi Korban Pesawat Jatuh[/caption] Danramil Kapten Inf Aprin pun menyiapkan personel Koramil dan Satgas Pamtas Yonif 644/WS untuk siap bergerak melaksanakan evakuasi. Perencanaan proses evakuasi dilakukan secara cepat, berkoordinasi dengan instansi lainnya yaitu  personel Polres Pegubin, Pemda Pegubin dan relawan masyarakat Oksibil. Sekitar pukul 05.30 WIT, dalam kondisi cuaca dingin dan matahari yang belum terbit, tim SAR mulai bergerak menuju Kampung Okatem menggunakan kendaraan. Kampung tersebut adalah kampung terdekat dengan lokasi jatuhnya pesawat. Perjalanan menuju kampung Okatem ditempuh sekitar satu jam. Pukul 06.40 , tim SAR tiba di kampung Okatem dan segera bergerak menuju Gunung Menuk yang diperkirakan sebagai lokasi jatuhnya pesawat. Setelah berjalan kaki mendaki medan yang terjal dan licin, sekitar pukul 08.45 tim SAR berhasil menemukan bangkai pesawat Dimonim di koordinat 60276104 pada ketinggian 1978 mdpl. Pesawat ditemukan  dengan kondisi bagian depan pesawat rusak berat dan sayap bagian kiri patah diduga karena menabrak pohon. Namun para personel tim SAR seakan melupakan lelah yang mereka rasakan setelah menemukan salah seorang penumpang bernama Jumaidi dalam kondisi selamat. Korban ditemukan dengan kondisi cidera bahu kiri, paha kiri dan kanan serta tulang belakang. Kapten Inf Aprin Paembonan segera memerintahkan tim SAR untuk memprioritaskan evakuasi korban selamat dengan segera. “Saya menyadari bahwa kondisi korban yang masih anak-anak ini memerlukan penanganan medis yang segera. Selain itu korban perlu segera kita evakuasi agar dia tidak terlalu lama melihat kondisi korban lainnya. Ini bisa menimbulkan trauma yang berkepanjangan, bagi korban selamat” ujar Aprin. Tim SAR segera melaksanakan proses persiapan evakuasi terhadap korban yang selamat dan meninggal dunia serta mengamankan Kotak Hitam (Black Box) dan GPS, selanjutnya Kotak hitam dan GPS dibawa oleh anggota SAR dari Polres Oksibil Kp. Okatem untuk diserahkan kepada Polres Pegunungan Bintang. Proses evakuasi korban selamat berjalan tidak mudah. Kondisi medan yang menurun, curam dan licin menjadi tantangan terberat bagi tim evakuasi. “Kondisi korban yang mengalami patah tulang tentu sangat riskan bila terlalu sering mendapat goncangan. Sehingga gerakan para pembawa tandu darurat harus penuh hati-hati,” imbuh Kapten Aprin. Selama perjalanan anggota tim SAR terus menghibur dan memberikan semangat kepada Jumaidi untuk terus bertahan sampai tiba di Kp. Okatem. Selama proses evakuasi terlihat jelas kekompakan tim SAR yang terdiri dari TNI, Polri, Pemda dan masyarakat relawan. Mereka berganti-gantian membawa tandu untuk mengatasi medan yang sangat menantang. Korban selamat akhirnya tiba di RSUD Oksibil sekitar pukul 12.40 WIT. Tidak lama setelahnya tim SAR berhasil mengevakuasi seluruh korban meninggal ke rumah sakit yang sama. “Saya telah menerima laporan beserta dokumentasi baik foto dan video proses evakuasi korban. Saya merasa bangga dan haru dengan perjuangan seluruh personel Tim SAR yang terlibat. Memang dalam kondisi seperti itu, dibutuhkan perencanaan yang matang dan  kecepatan bertindak. Terlambat sedikit,” ujar Aprin. (ba)]]>

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *