Wamena (KT) – Direktur Eksekutif, Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (Pembela Ham Sedunia) Hak Asasi Manusia, Theo Hesegem menilai, Negara Indonesia telah mempermalukan diri sendiri di depan Dunia Internasional.
Karena teleh menuntut Veronika Koman sebagai salah satu penggiat HAM, untuk mengembalikan Dana kepada Pemerintah Indonesia.
Pengembalian Bantuan Dana yang dibantu kepada Veronika, dan kemudian pemerintah Indonesia meminta untuk dikembalikan kepada Pemerintah Indonesia adalah sangat memalukan, di mata dunia dan masyarakat Indonesia lainnya.
Menurut Theo, Veronika bicara terkait penegakan ham di Indonesia agar supaya bangsa ini dihargai oleh masyarakat Internasional terhadap penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia.
Tuntutan pengembalian dana bantuan terhadap Veronika Koman adalah satu tindakan tidak terpuji yang dilakukan Negara, karena Veronika Koman adalah warga NKRI.
“Itu artinya Bangsa yang tidak mau menghargai terhadap Penegahkan Hak Asasi Manusia, dan hal ini sangat memalukan, dan menjadi sejarah baru bagi Bangsa Indonesia dan negara-negara lain di Dunia ini,” kata Theo Hesegem.
Seharusnya, Negara NKRI harus membedakan mana yang baik dan buruk, karena yang menghancurkan bangsa dan Negara ini adalah, Orang-orang yang melakukan korupsi (KKN), bukan orang-orang yang kritis terhadap penegakan Hak Asasi Manusia.
Tetapi orang-orang korupsi tidak pernah dituntut oleh Pemerintah Indonesia untuk mengembalikannya.
Justru Veronika Koman yang selalu bicara penegakan ham di Bangsa dituntut mengembalikan biaya kuliah.
Pengembalian Dana bantuan yang diperbantukan oleh Pemerintah kepada Veronika Koman, telah dikembalikan oleh masyarakat Papua dan ini sangat luar biasa dan memalukan bangsa ini.
Theo yakin bahwa masyarakat Papua sangat peduli terhadap Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia dan di Papua.
Sekalipun Pemerintah Indonesia tidak peduli terhadap penegakan Hak Asasi Manusia.
Pengembalian biaya kuliah adalah bagian dari api dan saya yakin api itu akan terus berasap, artinya mendorong Veronika Koman untuk tetap berjuang dan bicara soal Papua, hingga sampai Papua dapat menentukan nasib sendiri.
Mungkin bagian ini adalah kehawatiran pemerintah Pusat, tetapi Pemerintah Pusat tidak sadar bahwa Veronika Koman akan selalu bicara soal Papua.
Seharusnya Pemerintah Indonesia sangat hati-hati mengambil keputusan, sebelum bertindak, mungkin analisa Pemerintah Pusat.
Menurutnya, tindakan-tindakan dan analisa yang sangat dangkal, membakar situasi agar situasi terus memanas, dan pada ujungnya masyarakat Papua bisa dapat menentukan Nasip sendiri.
Pengembalian Dana kepada pemerintah pusat adalah sangat memalukan dan menghancurkan wibawah dan nama baik Bangsa Indonesia, terhadap dunia Internasional, dari sisi aspek Penegakan Hak Asasi Manusia.(NP)