Tiga Bupati Lapago Letakan Batu Pertama Pembangunan Gereja GKI Bokondini

Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung Gereja GKI Jemaat Solafide Bokondini Kabupaten Tolikara

Wamena (KT) – Pertama kalinya di Wilayah Gunung, 3 Bupati Wilayah Lapago bersama-sama meletakan Batu pertama pembangunan Gedung Gereja GKI Jemaat Solafide di Bokondini Kabupaten Tolikara, Selasa (27/10/2020).

Peletakan Batu pertama pembangunan Gedung Gereja GKI Solafide itu di Lakukan langsung oleh Bupati Tolikara, Bupati Mamberamo Tengah dan Bupati Kabupaten Jayawijaya.

Hadir dalam kegiatan peletakan batu pertama pembangunan Gedung Gereja GKI Jemaat Solafide, Dandim 1702 Jayawijaya, Kapolres Mamteng, Kapolres Tolikara, Danyon 756 yang diwakili Wadanyon 756 Wim Ane Sili, Ketua PKK Jayawijaya dan juga Ketua Persit Kodim 1702 Jayawijaya.

Ketua Klasis Balim Yalimo, Pdt. Abraham Ungirwalu menyebutkan, peletakan batu pertama Pembangunan Gedung Gereja GKI Solafide merupakan wujud hadirnya Eden di Distrik Bokondini Kabupaten Tolikara.

Sehingga, Pdt. Abraham Ungirwalu berharap, hadirnya GKI di Distrik Bokondini dapat bersama-sama dengan GIDI membangun iman dan mental rohani dari jemaat.

Kata Pdt. Abaraham, dalam membangun rumah ibadah atau Gereja, semua jemaat diharapkan bersandar pada Tuhan, dan berupaya bersama-sama mewujudkan pembangunan Rumah Tuhan, sehingga semua dapat berjalan lancer hingga selesai.

Menurut Pdt. Ungirwalu, kita hanya bisa kuat dan mampu melakukan sesuatu apabila kita bergandengan tangan dan bersama-sama mewujudkan pembangunan Gereja yang kita dambakan bersama, dan semua itu untuk memuliakan nama Tuhan.

Diakhir sambutannya, Ketua Klasis Balim Yalimo memberikan apresiasi dan terimakasih kepada 3 Bupati Wilayah Lapago yang telah hadir untuk bersama-sama meletakan Batu pertama pembangunan Gedung Gereja GKI Jemaat Solafide Bokondini.

Sementara itu, Bupati Kabupaten Tolikara, yang diwakili oleh Kepala Dinas Dukcapil Kabupaten Tolikara, Matius Pasang, SE mengungkapkan, Pemerintah Kabupaten Tolikara akan tetap mendukung pembangunan Gedung Gereja GKI Di Distrik Bokondini.

Apalagi, letak dan keberadaan Gereja GKI Jemaat Solafide ada di Wilayah Pemerintahan Kabupaten Tolikara, sehingga menjadi keharusan dan tanggungjawab Pemerintah untuk mendukung segala upaya pembangunan Gedung Gereja GKI.

Ditempat yang sama, Bupati Kabupaten Mamberamo Tengah, Ricky Ham Pagawak menjelaskan, keberadaan Gereja GKI di Distrik Bokondini sudah ada sejak Tahun 1964 dan pada saat ini Bokondini menjadi pusat Pemerintahan Belanda.

Kata Bupati Mamteng, secara pribadi dirinya merasa bersyukur bisa berdiri dan hadir mengikuti acara peletakan batu pertama pembangunan Gedung Gereja GKI Jemaat Solafide Bokondini.

Diakuinya, dirinya juga terlibat dalam pembangunan Gedung Gereja GKI Bokondini, karena pada awalnya Gedung Gereja GKI di buka dan dibangun oleh Bapak Yoram Wali.

Diakhir sambutannya, Bupati Kabupaten Mamberamo Tengah menyerahkan bantuan dana pembangunan Gedung Gereja GKI Jemaat Solafide Bokondini.

Bantuan juga diserahkan oleh Bupati Kabupaten Jayawijaya, Jhon Richard Banua, SE.M.Si kepada Panitia pembangunan Gedung Gereja GKI Jemaat Solafide Bokondini.

Bupati Banua menyebutkan, pemerintah Kabupaten Jayawijaya tetap memberikan dukungan kepada panitia dalam menyelesaikan pembangunan Gedung Gereja GKI Jemaat Solafide Bokondini.

“Kami dari pirbadi maupun dari sisi pemerintah akan memberikan dukungan kepada panitia pembangunan, dan tadi sudah kami serahkan, karena itu bentuk perhatian kami,” kata Bupati Banua.

Kata Bupati, walapun bukan wilayah Jayawijaya, namun sebagai Kabupaten Induk dari Kabupaten Pemekaran, apalagi Pemerintah Jayawijaya diundang oleh Panitia, maka sudah selayaknya pemerintah Jayawijaya hadir untuk mengikuti kegiatan pelatakan batu pertama di Bokondini.

Selaku anak GKI, Bupati Banua tetap berupaya untuk memberikan dukungan terhadap pembangunan Gedung Gereja GKI Jemaat Solafide Bokondini.

Sementara itu, Ketua Panitia Pembangunan Gedung Gereja GKI Jemaat Solafide, Bapak Dominggus menjelaskan, selaku panitia tidak dapat menargetkan kapan gedung Gereja dapat diselesaikan.

Namun, sebagai manusia, tetap akan berusaha dan terutama bersadar pada pertolongan Tuhan.
Untuk ukuran bangunannya sendiri, Dominggus menjelaskan, ukuran bangunan yang akan dibangun berukuran 21 x 11 Meter, artinya lebih besar dari bangunan sebelumnya.(NP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *