TIMIKA (KT) – Dua kelompok warga terlibat bentrok sekitar pukul Rabu (16/12/2020) di depan kantor pelayanan Polres Mimika.
Pantauan lapangan, aksi tersebut terjadi di sela-sela proses mediasi antara warga dan Lembaga Masyarakat Adat Suku Kamoro (Lemasko) yang difasilitasi aparat kepolisian di ruang Nemangkawi.
Dimana, warga Kamoro menuntut kejelasan pencairan dana trust Fund alias dana perwalian dari PTFI ke rekening Yayasan Yu Amako.
Sementara dalam yayasan tersebut terdapat permasalahan dualisme kepemimpinan. Adapun dana tersebut tiap tahunnya diberikan Freeport berjumlah 500 ribu dollar atau sekitar Rp6-7 miliar.
Warga yang sedang menunggu proses mediasi itupun tiba-tiba diserang oleh sejumlah orang tak dikenal dari arah Yos Sudarso sambil membawa benda tajam dan batu.
Akibatnya terdapat sebuah mobil yang terparkir di sekitar area tersebut mengalami kerusakan.
Kelompok ini datang lantaran mendapat informasi hoax bahwa Ketua Lemasko Gregorius Okoare dipukul. Sementara saat itu yang bersangkutan sedang mengikuti proses mediasi.
Mengantisipasi adanya korban jiwa, aparat kepolisian langsung mengeluarkan tembakan peringatan dan memisahkan kedua kelompok.
Terlihat Kapolres Mimika AKBP I G G Era Adhinata bersama Danyon Brimob B Pelopor Polda Papua AKP Ramadhona turut menenangkan massa hingga akhirnya situasi kembali kondusif.
“Kita berikan tembakan peringatan karena yang bersangkutan ada yang bawa Sajam jadi kita pisahkan dan bawa ke tempat masing-masing. Aparat harus tegas,” kata Kapolres.
Dijelaskan Era, bahwa aparat gabungan sebelumnya sudah mengantisipasi terjadinya bentrok tersebut dengan melaksanakan apel di Lapangan Timika Indah pada Rabu pagi.
Selanjutnya, pihaknya mendapat informasi terjadi pemalangan jalan poros Mapurjaya-Poumako.
“Hari ini rencana pembagian dana dari PT Freeport ke masyarakat Kamoro melalui yayasan Yuamako.nKarena adanya perbedaan dualisme kepengurusan, akhirnya kami meminta PTFI segera mencairkan secara legal dan itu sudah diputuskan,” katanya.
“Juga sempat terjadi pemalangan. Mereka meminta anggaran segera dicairkan. Sementara proses pembagian harus berkoordinasi dengan pihak Bank karena jumlahnya besar,” jelasnya menambahkan.
Terkait hal tersebut, Ketua Lemasko Gregorius Okoare mengatakan bahwa pihaknya akan menyelesaikan secara internal masalah dualisme kepemimpinan tersebut.
Sembari itu, para tokoh lembaga Adat Kamoro juga akan menangani para warganya agar tidak mudah terprovokasi dan menjaga keutuhan Suku Kamoro.
“Itu akan diselesaikan secara internal. Saya minta masyarakat tidak boleh gampang terprovokasi siapapun. Semua masih keluarga besar suku Kamoro. Kita jaga kekeluargaan agar tetap utuh,” ujarnya.
Senada dengannya, Tokoh Masyarakat Yance Boyau mengatakan bahwa pihaknya mendukung penuh aparat keamanan dalam menjaga situasi di Kabupaten Mimika. Khususnya menjelang Natal dan Tahun Baru.
“Saya akan bendung mereka. Dan saya minta Pak Gerry juga dapat membendung mereka agar tidak terjadi hal serupa (bentrok-red) mulai detik ini. Kita sama-sama menjaga Kamtibmas tetap aman,” imbuhnya. (SL)