Wamena (KT) – Selama 1 Tahun 3 Bulan bertugas di Konggo sebagai Pasukan Perdamaian PBB, akhirnya 8 Prajurit Batalyon Infanteri 756 Wimane Sili kembali ke Wamena Kabupaten Jayawijaya.
Kembalinya 8 Prajurit TNI Batalyon Infanteri 756 Wimane Sili ke Wamena Kabupaten Jayawijaya di terima secara resmi dengan satu pergelaran Upacara Penerimaan Satgas Luar Negeri Batalyon Infanteri 756 Wimane Sili, Senin (12/4/2021) di lapangan Batalyon 756 Wimane Sili.
Dalam kesempatan itu, yang menjadi Inspektur Upacara Penerimaan Satgas Luar Negeri Batalyon Infanteri 756 Wimane Sili ialah Bupati Kabupaten Jayawijaya, Jhon Richard Banua, SE.M.Si, dan hadir juga Dandim 1702 Jayawijaya, Letkol Inf. Arif Budi Situmeang, Kapolres Jayawijaya, AKBP Dominggus Rumaropen.
Usai rangkaian kegiatan itu, Bupati Kabupaten Jayawijaya, Jhon Richard Banua, SE.M.Si menyebutkan, menjadi anggota yang dipercayakan Negara untuk bertugas sebagai Pasukan Perdamaian adalah salah satu tugas yang berat yang diberikan pada anggota dari pada batalyon 756 ini.
Namun sebagai Anggota TNI, harus menerima itu sebagai Tanggungjawab dan pengabdian bagi Nusa dan Bangsa Indonesia yang kita Cintai bersama.
Menurut Bupati Jayawijaya, kita patut berbagga dan berbesar hati, karena Batalyon 756 WMS yang keberadaannya jauh di Papua terutama di daerah pegunungan bisa terpilih Prajuritnya dan mendapatkan tanggungjawab serta kepercayaan mewakili Indonesia sebagai pasukan perdamaian PBB.
“Jadi saya sebagai Bupati Kabupaten Jayawijaya dan masyarakat Kabupaten Jayawijaya memberikan apresiasi kepada 8 Anggota yang pulang tugas dengan baik dan membawa nama Batalyon 756 dan Papua serta Negara Indonesia, saya kira kita harus bangga dengan 8 anggota dan TNI,” kata Bupati Kabupaten Jayawijaya.
Bupati Jayawijaya berharap, 8 Prajurit TNI yang telah kembali ke Wamena Kabupaten Jayawijaya harus menjadi contoh dan dapat diteladani oleh seluruh personil TNI yang ada di Jayawijaya.
“Saya harap yang berikut akan lebih banyak, dan 8 orang ini adalah contoh bagi anggota TNI yang lain dan jika ada test bias lakukan test dan bias berangkat ke luar negeri,” ungkap Bupati Kabupaten Jayawijaya.
Kepada 8 orang Prajurit TNI yang baru saja kembali dari Penugasan luar Negeri, Bupati berpesan, harus memberikan contoh yang baik kepada teman-teman yang belum mendapatkan kesempatan dan dapat memberikan serta membagikan pengalamannya kepada teman-teman yang lain.
“Jangan merasa bangga atau sombong tetapi mereka pegang tegus disiplin mereka sebagai Anggota TNI, karena ini salah satu kebanggaan kita ada anak Jayawijaya yang sudah melaksankan tugas dengan baik di PBB,” kata Bupati Kabupaten Jayawijaya.
Dirinya berpesan kepada generasi muda yang ada di Jayawijaya, agar jangan pernah berpikir, bahwa dengan masuk sebagai anggota TNI merupakan langkah yang salah dan digunakan sebagai kesempatan, namun ini adalah tugas dan tanggungjawab Negara
Dandim 1702 Jayawijaya, Letkol Inf. Arif Budi Situmeang menjelaskan, 8 orang Prajurit TNI 756 WMS yang dikirim sebagai Pasukan Perdamaian PBB bertugas di Kongo selama 1 Tahun 3 Bulan.
Selama bertugas di Sentra Afrika, mereka menjadi anggota penjaga perdamaian, sekaligus membuka jalan-jalan yang terisolir yang ada di daerah itu, dalam mendukung programnya PBB.
“Mereka juga menjaga keamanan jalan yang dibangun dan menembus daerah terisolir yang selama ini belum dibuka,” kata Dandim 1702 Jayawijaya.
Kedelapan Prajurit TNI yang bertugas di Kongo merupakan satu kebanggan tersendiri bagi Prajurit TNI, karena tidak semua mendapatkan kesempatan seperti 8 orang ini.
Artinya adalah, Negara Indonesia melalui Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan Darat telah memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh Prajurt TNI yang ada di Indonesia.
Selain itu, akan tetan dikenang dan menjadi satu kebanggaan tersendiri bahwa 8 Prajurit yang melaksankan tugas Negara berasal dari Batalyon yang ada di bagian Timur Papua Jayawijaya.
Diakui Dandim 1702 Jayawijaya, 8 orang prajurti yang saat ini telah kembali dari Kongo adalah Prajurti yang berprestasi dan pantas mengikuti seleksi, sehingga lulus sampai bias melaksanakan tugas dengan baik sebagai Pasukan Perdamian di Kongo.
“Yang istimewa ada dua orang Prajurti asli anak lembah Jayawijaya dan ini kemarin juga Prajuri Andres Kosay dia sudah diterima secara adat di Honai adat di Hubikosi oleh orang tua dan kerabatnya dan kembali melaksankan tugas,” kata Dandim 1702 Jayawijaya.
Ini membuktikan bahwa kita di Jayawijaya juga sangat potensial dan memiliki kemampuan dan kemungkinan untuk menjadi anggota TNI dan menjadi anggota pengamanan PBB
Menurutnya, bagi kedelapan orang yang telah menjadi Pasukan Perdamaian ini, telah mendapatkan Reword dari Panglima sebelum berangkat tugas serta mendapatkan pengharagaan dari Kasad TNI.
Kedelapan Prajurit TNI WMS yang dipercayakan Negara menjadi Pasukan Perdamaian PBB adalah, Serka Tony Koibur, Sertu Heru Wilson, Sertu Jefri Bandi, Kopda Hijrah, Praka Arviadi, Pratu Hiron Paragaye, Pratu Rismin Weya dan Pratu Andreas Kossy.(NP)