Wamena (KT) – Forum kontraktor orang asli papua (OAP) Se – Lapago gelar demo damai di halaman kantor Balai 33 Wamena pada Senin, (26/04/2021).
Budi Wenda Selaku Koordinator, meminta kepada kabalai untuk menentukan membagi subkon, karena sesuai dgn perpres 17 jelas bawha, setiap paket pekerjaan kontrak besar harus pecahkan subkon untuk anak asli papua.
Ia mengatakan, kami menuntut untuk Kepala Balai memecahkan pekerjaan itu kepada kami. Kami meminta Balai 33 Wamena ini baru cuman pekerjaan APBN ini dilelang di Jakarta dan Jakarta selalu memenangkan orang Jakarta terus.
“Karena permainan pelelangan ini banyak anak daerah yang ikut pelelangan banyak persyaratan yang dikeluarkan tetapi akhirnya hanya untuk orang Jakarta yang dimenangkan,” ungkapnya melalui rilis yang dikirim ke media ini.
Selain itu, massa aksi meminta agar kontrak besar dikembalikan ke balai biar balai yang melakukan pelelangan supaya setiap pekerjakan 10 atau 20 milyar bisa pecahkan supaya anak-anak kontarktor lokal bisa kerja. “Kata Budi”.
Sementara itu Kepala Balai 33 Wamena, Zepnat Kambu, ST., MT mengatakan, Pada tahun 2020 dari uang 700 milyar 143 milyar Kontraktor Orang Asli Papua (OAP) yang kerja nilai uang nama CV nama Direktur masih ada di saya.
“Tahun 2021 kami lagi dapat nanti kita akan kasih, saya akan undang para asosiasi dan bagikan hal ini. Yang kami bisa lakukan dan yang kami belum mohon diberikan kesempatan tetapi saya tidak bisa janji” Katanya”.
Saya akan tekan Satker PPK dan Kontraktor besar di wilayah yang mana ada proyek itu supaya melibatkan kontraktor yang ada di sisi kiri kanan disitu, jangan bawah orang dari luar. Jika proyek ada di Tolikara, orang Tolikara yang dilibatkan.
Stetmen yang saya sudah terima ini bukan saya yang putuskan, saya akan bikin surat lampirkan surat itu saya akan kirim. Lampirkan surat itu juga saya akan tembuskan apa yang kami sudah lakukan tahun 2020 dan 2021 dengan perusahaan, nilai uang dan nama cv dan Direktur.
Untuk Dana APBN teman-teman kontraktor sudah datang mengoreksi kami, kami terima itu dengan lapangdada. Saya berterima kasih karena sudah datang di tempat ini memberitahukan sesuatu secara baik, Tidak datang dengan anarkis.
Dalam waktu dekat kami sudah evaluasi juga data-data sudah ada dalam waktu dekat saya akan kumpulkan semua Kontraktor meteka juga harus bertanggung jawab untuk orang papua tetapi dengan catatan bahwa yang bisa disubkon ada item-item tertentu.
Nanti dibicarakan baik-baik karena saya mau intervensi mereka akan bawah saya ke rana hukum maka saya punya hak untuk memberitahukan bahwa bapa punya tugas harus memberdayakan orang papua.
“Kami selama 10 bulan disini sejak tanggal 22 juni 2020 sampai hari ini banyak yang kami juga lakukan untuk orang asli papua nanti kami print dan saya akan kirim ke komisi lima,” katanya.
Untuk Padat karya atau Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dampak dari pada Covid-19 semua orang tidak bekerja akhirnya keputusan Bapak Presiden Republik Indonesia dengan kabinetnya masing-masing kabinetnya sesuai dengan tupoksi masing-masing bagaimana ada pemulihan ekonomi Nasional untuk rakyat dari sabang sampai merauke.
Itulah awal mula keluarnya dana padat karya nanti saya akan evaluasi nanti sisa berapa saya akan sampaikan dan akan di rekrut tetapi sesuai dengan masing-masing wilayah supaya jangan kita mengadu domba sesama orang papua.
Ini bukan demo tetapi saya mengucapkan terima kasih kepada saudara-saudari sudah datang dengan baik memberitahukan apa-apa yang menjadi kekurangan kami itu menjadi bagian evaluasi dalam kinerja Balai 33 Wamena.
Saya menggaris bawahi lagi, yang menentukan siap yang lolos dan tidaknya paket-paket di Wilayah pegunungan bukan BPJN Wamena tetapi Balai bidang Konstruksi.
“Untuk kedepan ada masalah datang kita bicara baik-baik di kantor, karena saya belum pernah usir orang dan tidak pernah membeda-bedakan orang pintu ruangan saya terbuka untuk semua orang,” kata Kambu
Dalam aksi demo ini menuntut beberapa poit penting, diantaranya
Dalam aksi demo ini menuntut beberapa poin penting, diantaranya,
1. Meminta agar Kepala Balai segera merevisi Program Perencanaan Paket Pekerjaan LONG SEGMEN agar diubah dalam benerapa paket agar dapat melibatkan Kontraktor Orang Asli Papua (OAP).
2. Meminta Balai 33 Wamena dengan ketersediaan dana yang ada membuat 100-200 Paket Penunjukan Langsung (PL) / Lelang Terbatas, sesuai Paket Pekerjaan yang bisa dikerjakan oleh Pengusaha Orang Asli Papua (OAP), sesuai Peraturan Presiden (PERPRES) No. 17.
3. Meminta agar paket-paket seperti penurunan Gred atau pemeliharaan jalan di setiap ruas harus dibagi menjadi beberapa paket dan tidak diajukan dalam Long Segmen.
4. Setiap pekerjaan paket besar minimal menitipkan 10 SUBKON Orang Asli Papua (OAP) 5 dari wilayah setempat dan 5 dari pengusaha asli papua agar ada pemberdayaan dan pemerataan kesempatan kerja.
5. Meminta ditahun 2021 ini agar ada pembagian SUBKON atau Pekerjaan lain yang bisa dikerjaan Kontraktor Pengusaha Orang Asli Papua (OAP), sebagai upaya pemulihan ekonomi mikro di saat situasi covid-19 ini.
6. Kami meminta Pimpinan Kepala Balai 33 Wamena menghadap menteri PUPR agar semua Proyek Pelelangan di Papua haru dikembalikan Kepada Balai agar bisa melihat Kearifan Lokal sesuai dengan kondisi papua saat ini.
7. Seluruh tuntutan ini kami meminta Kepala Balai 33 Wamena untuk dapat merealisasikannya dalam tahun 2021 ini.
8. Jika tuntutan kami tidak diindahkan atau tidak ada pemberdayaan Kontraktor Pengusaha Orang Asli Papua (OAP) maka dengan tegas kami meminta agar Balai 33 Wamena di Tutup dan dipindahkan ke Jayapura karena tidak membawah manfaat bagi Pengusaha Lokal di Pengunungan Tengah atau Lapago.
Demikian pernyataan kami stetmen kami dan atas kerja sama yang baik, kami mengucapkan banyak terima kasih.(NP)