Wamena (KT) – Kegiatan Vaksinasi dan pemberian Vaksin kepada setiap orang tidak dapat langsung menyembuhkan setiap orang, melainkan hanya upaya pencegahan terhadap ganasnya Virus Covid-19 yang melanda seluruh Dunia termasuk Indonesia dan juga Papua.
Salah satu tokoh intelektual Muda asal pegunungan tengah Papua yang mengambil studi di Rusia, Jefry Lokbere menyebutkan, dalam konteks pemberian Vaksin, jangan dipaksakan kepada setiap individu manusia, karena pemberian Vaksin bukan jaminan satu-satunya, tetapi hanya upaya pencegahan dan pencegahan juga bukan hanya Vaksin tetapi ada cara lain.
“Stop paksa Vaksin dan silahkan Vaksin yang mau di Vaksin, terimakasih sekian,” ungkap Jefry Lokbere, melalui pesan Whatsaap dari Rusia, Rabu (21/7/2021) jam 10.39 Waktu Papua.
Menurutnya, dirinya sangat menghargai upaya protokol kesehatan yang diterapkan melalui upaya pemberian Vaksin kepada setiap orang.
Namun, sampai saat dirinya memilih untuk tidak di Vaksin, karena hal itu berkaitan dengan hak asasi manusia dari setiap orang yang akan menerima Vaksin.
Kata Jefry, walaupun ada tawaran di Vaksin, dimana dirinya tinggal saat ini, dan beberapa tempat di buka resmi oleh pemerintah Federasi Rusia, dan sudah banyak teman-teman saya yang di Vaksin, tetapi dirinya menolak karena alasan tersendiri.
Hal itu, kata Jefry, bukan berarti kita melawan peraturan, tetapi hal yang dilakukan adalah nilai dari menghargai hak asasi manusia pribadi setiap orang termasuk dirinya.
“Karena saya merasa sehat walaupun salah satu alasan Vaksin adalah menjaga Covid-19 sebelum tertular atau kena, tetapi saya cukup dengan pertahanan kekebalan tubuh disertai taat pada protokol kesehatan, dan tetap saya sangat menghormati upaya para pejuang untuk selamatkan manusia dengan tawaran Vaksin, namun sekalih lagi saya tidak berminat untuk di Vaksin dengan alasan pribadi,” ungkap Jefry.
Jefry menyebutkan, Covid-19 sedang membunuh banyak nyawa secara nyata, lalu saya klaim diri saya anak Tuhan jadi Covid-19 tidak akan kena saya lalu melangar semua protokal kesehatan yang ditetapkan oleh orang-orang yang kerja keras berjuang untuk menghentikan keganasan Covid-19.
“Maka hal yang saya katakan itu bukan iman tetapi kebodohan besar sekaligus mencobai Tuhan Allah dan menambah masalah besar bagi orang lain,” kata Jefry.
Menurutnya, Iman tidak berdiri sendiri, Iman harus bijaksana dan praktis dalam kebenaran melalui tindakan yang benar, karena Tuhan menjaga kita itu yah dan amin.
Tetapi hal itu bukan untuk kita pakai sebagai alasan rohani yang dangkal untuk bikin malas tahu dan bikin dunia tambah kacau.
Dirinya berharap dan berpesan, orang Kristen tidak bisa pakai Iman buta, tetapi iman yang terdidik dan Iman yang benar.
Jadi mari selamatkan Bangsa Papua dari Covid-19 dengan iman dan kebijaksaan demi melindungi semua yang hidup.(NP)