Yafet Saram : Oknum Intelektual dan Mahasiswa Stop Provokasi Masyarakat Yahukimo

Ketua Komisi C DPRD Yahukimo, Yafet Saram

JAYAPURA (KT) – Ketua Komisi C DPRD Yahukimo, Yafet Saram minta kaum intelek dan pihak yang menamakan diri Mahasiswa Yahukimo untuk tidak menyebarkan berita hoax untuk meneror dan menghasut masyarakat.

Hal itu terkait pernyataan adanya pembangunan Mako Brimop yang disebut-sebut diprakarsai oleh Pemerintah Daerah Yahukimo.

“Itu tidak benar, sebab Pemerintah Yahukimo baik Pak Bupati dan Wakil Bupati telah menyatakan bahwa yang akan dibangun tersebut adalah pos Polisi dan itu bertujuan untuk menjawab kebutuhan masyarakat terutama Kamtibmas di Yahukimo,” kata Yafet Saram, Minggu.

Selaku wakil rakyat, Yafet mengajak masyarakat untuk tidak terprovokasi pernyataan-pernyataan tersebut, yang buntutnya akan memecah-belah tujuh suku yang ada di Kabupaten Yahukimo.

” Yang bicara itu orang yang tidak tinggal di Yahukimo, jadi mari kita berpikir cerdas, Pemerintah dan Keamanan bangun pos tersebut untuk masyarakat, untuk memberikan jaminan kepada masyakat kita yang awal bulan Oktober menjadi korban penyerangan,” katanya.

Yang seharusnya, kata Yafet, masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat harus mendukung kebijakan tersebut, agar Kamtibmas dapat berjalan baik dan masyarakat bisa beraktifitas sebagaimana biasanya.

“Saya pikir jika ada oknum masyarakat yang menolak, yah oknum inilah yang harus di pertanyakan? untuk apa takut ada pembangunan Pos keamanan? kan itu untuk kenyamaan kita? kalau takut ya pasti ada apa-apanya itu,” tegas Yafet.

Ia bahkan telah menkonfirmasi hal ini kepada Bupati dan Wakil Bupati Yahukimo, terkait pembangunan kedua Pos yang akan ditempatkan di Jalan Seklak Perempatan dan Jl Gunung tersebut.

“Intinya, itu bukan pembangunan Mako Brimob tapi pos polisi, jadi marilah kita jeli melihat situasi saat ini. Kenapa persoalkan dengan kehadiran Polisi di tengah- tengan masyarakat? Justru Polisi memberikan perlindungan keamanan kepada kita,” jelasnya.

Untuk itu, ia meminta kaum Intelektual agar berhenti membangun opini dan tidak menjadi provokator. Terlebih oknum wakil rakyat agar memberikan contoh dan pemahaman yang baik bukan sebaliknya.

“Saya harap semua pihak dapat mendukung ikut berpartisipasi untuk mengamankan dan normalkan situasi Yahukimo. Penyerangan 3 Oktober sudah merengut nyawa, harga dan telah menoreh luka serta trauma yang mendalam bagi masyarakat kita. Stop membuat opini di media sosial, stop provokasi masyarakat lagi,” jelasnya. (TA)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *