Masyarakat Gelar Demo di DPRD Jayawijaya, Tolak Bangun Kantor Gubernur Diatas Tanah Wouma

Masyarakat Gelar Demo di DPRD Jayawijaya, Tolak Bangun Kantor Gubernur Diatas Tanah Wouma

Wamena, (KT)-Forum Peduli Tanah Adat Masyarakat Aliansi Wouma kabupaten Jayawijaya melakukan demo penolakan pembangunan kantor Gubernur Provinsi Papua Pegunungan atas tanah Wouma Wamena.

Ratusan warga pendemo menuju ke Kantor DPRD Kabupaten Jayawijaya diterima Ketua satu Niko Kosay, Ketua Komisi B Iwan Asso,Aggota DPRD Novel Wetapo,Yonatan Molait, Drs Elgius Lagoan.

Masyarakat Gelar Demo di DPRD Jayawijaya, Tolak Bangun Kantor Gubernur Diatas Tanah Wouma

Dalam orasi salah satu masyarakat Wouma Kaitanus Ikinia mengatakan kebun warga dirusak atas perintah oknum Wakil Mentri Dalam Negeri (Wamendagri) dengan kepentingan pembangunan Kantor Gubernur Provinsi Papua Pegunungan,dengan mengunakan kekuatan Militer (TNI).

“Tanah Wouma tempat berkebun, tempat mencari, tempat hidup masyarakat tapi dengan kekuatan Militer lakukan pembongkaran dan pencaplokan kebun warga disana, masyarakat hidup bertani berkebun mau hidup dimana lagi setelah di rusak,” ucap Ikinia

Masyarakat Gelar Demo di DPRD Jayawijaya, Tolak Bangun Kantor Gubernur Diatas Tanah Wouma

Beberapa suku yang ada diatas tanah Wouma terdiri dari Nduga,Walak,Lanni,Yali dan masyarakat adat suku mukoko mengatakan, akan terus di atas tanah mereka sampai mati, segera batasi aktifitas pembangunan Kantor Provinsi Papua Pegunungan.
“Ada yang berani maka, kami akan perang , hasil tanah Wouma kami sekolah,kami biayai anak untuk sekolah dan kami berkebun hidup disitu,” katanya.

Manuel Ikinia Korlap aksi demo minta semua lembaga di kabupaten Jayawijaya untuk bersuara demi selamatkan hak rakyat di kabupaten Jayawijaya.
” Semua lembaga yang ada di Jayawijaya bersuara untuk nasip rakyat, tempat perkebunan, tempat hidup diambil paksa oleh oknum-oknum dengan kekuatan militer,” ungkapnya

Ia mengatakan beberapa waktu lalu palang gereja Katolik Wouma supaya gereja bersuara untuk umat yang sedang tertindas, lembaga resmi ada disini segara bersuara.

“Perna saya palang gereja katolik di Wouma supaya bersuara dan lihat masyarakat sedang tertindas, Setelah kita palang gereja digendakan untuk bertemu uskup yang baru,” kata Manuel.

Melky Wetipo juga mengatakan jangan culik masyarakat karena uang, jangan paksakan dengan berikan janji palsu, Aparat keamanan di Jayawijaya stop mengunakan kekuatan TNI bongkar tanah Wouma.

Setelah menerima aspirasi, Ketua I DPRD Kabupaten Jayawijaya Niko Kosay mengatakan, sejak awal telah disepakati bersama tim pemekaran Provinsi Papua Pegunungan untuk lokasi di Gonam distrik Muliama.

“Bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Jayawijaya dan tim bersepakat lokasi di Konam, Namun sekarang tanpa kordinasi Pemerintah Daerah Kabupaten Jayawijaya melakukan pembongkaran lahan di Wouma,”kata Niko.

Aprirasi masyarakat Wouma akan diteruskan kepada pihak berkepentingan.
” Aspirasi warga Wouma akan kami tidak lanjut, ada kedatagan DPR RI Komisi Dua sehingga akan kami serahkan aspirasi ini sebentar,” kata Niko.

Kepala Distrik Wouma Herli Ikinia mengatakan merasa kesal dengan pencaplokan tanaman masyarakat Wouma.
” Saya mewakili mereka masyarakat menolak karena kami ini tidak akan kemana-mana,kami disitu sampai mati,” ungkapnya.

Masyarakat Wouma membawa hasil perkebunan yang dicaplok alat berat ke kantor DPRD Kabupaten Jayawijaya sebagai bukti untuk diketahui. (AW).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *