Persiapan Ujian Nasional Ditengah Gangguan Kelompok Bersenjata, Wakil Bupati Nduga dan Kementerian Pendidikan RI Berikan Penjelasan

Jayapura, Kawattimur – Belasan sekolah dari jenjang SD, SMP dan SMA yang berada di 3 distrik di Kabupaten Nduga berpotensi terhambat dalam pelaksanakan ujian nasional (UN) yang akan digelar secara serentak, pada Maret 2019 mendatang. Hal ini disebabkan situasi Kamtibmas belum kondusif hingga saat ini.

Tiga distrik yang berpotensi kerkenala melaksanakan UN itu antaralain Distrik Mapenduma, Mbua dan Distrik Yigi. Sebagaimana diungkapkan Wakil Bupati Kabupaten Nduga, Wentius Nimiangge kepada sejumlah awak media di Kota Jayapura, Minggu 3 Februari 2019.

“Ada belasan sekolah mulai dari SD, SMP, hingga SMA di beberapa distrik di Nduga tidak dapat berjalan baik proses belajar mengajarnya selama ini. Kondisi ini menjadi ancaman terhadap pelaksanaan agenda Ujian Nasional pada Maret nanti. Ini efek dari peristiwa penembakan yang pada Desember 2018 lalu, ditambah lagi aksi dari kelompok bersenjata akhir ini di Mapenduma,” ungkap Wentius Nimiangge.

Menurutnya, apabila sebagian besar guru-guru yang mengungsi selama ini belum kembali memberikan pendampingan terhadap siswa ke sekolahnya masing-masing, maka solusinya adalah peserta ujian akan digeser ke sekolah di Kenyam ibukota Kabupaten Nduga, atau Wamena Kabupaten Jayawijawa, untuk mengikuti ujian nasional. Distrik ini dinilai sebagai lokasi yang aman dari gangguan kelompok separatis bersenjata.

Meski pun secara keseluruhan di beberapa wilayah saat ini belum sepenuhnya kondusif, Wentius mengimbau agar masyarakat yang mengungsi ke daerah lain hingga ke Wamena, dapat segera kembali dan beraktifitas seperti biasa.

“Bagi sekolah yang tidak ada gangguan di wilayahnya bisa digelar ujian. Dan yang masih ada gangguan seperti dari Yuguru sampai di Mbua akan diarahkan ke kenyam,” jelasnya.

Kasubbag Umum Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Papua, Ponto Yelipele mengatakan bahwa pihaknya sangat menghendaki proses belajar mengajar di Kabupaten Nduga dapat berjalan seperti biasanya, hingga terlaksananya Ujian Nasional.

Ia pun menyampaikan bela sungkawa yang mendalam dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI bagi pihak keluarga korban atas insiden penembakan serta kekerasan yang di terjadi di Kabupaten Nduga, beberapa bulan terakhir ini.

“Kami sangat menyayangkan hal ini terjadi. Namun dalam kondisi apapun, kami sangat menghendaki agar layanan terkait proses belajar mengajar harus berjalan di Nduga, karena itu penting,” ungkapnya.
Ponto menuturkan bahwa pihaknya sangat berharap agar pemerintah setempat dapat menjamin para siswa sekolah di Kabupaten Nduga untuk mengikuti tahapan Ujian Nasional yang akan berlangsung pada 1 April bagi tingkat SMA.

“Kami sangat berharap pemerintah dan pihak terkait harus menjamin bahwa anak-anak sekolah ini dapat melaksanakan ujian dengan baik. Sekarang ini adalah waktunya untuk mereka latihan LKS (simulasi-red) dan seterusnya, sehingga kami dari tim kementerian nantinya juga dapat turun ke lapangan untuk mengecek sejauh mana persiapan penyelenggaraan ujian,” imbau Yelipele mewakili Kementerian Pendidikan RI.

Dirinya menuturkan, Kementerian Pendidikan akan segera menurunkan tim untuk melihat langsung kondisi para siswa yang mengungsi di Wamena, dimana kabarnya juga mengikuti proses belajar mengajar di gereja-gereja. Hal ini dilakukan untuk memastikan kesiapan para siswa mempersiapkan diri mengikuti Ujian Nasional.

“Kami akan membuat satu langkah untuk mengajak dan menggandeng para kepala dinas dan kepala sekolah di sana. Pendekatan dengan pemerintah daerah juga sudah kami lakukan, ditambah mengekspos situasi persiapaan pelaksanaan UN terhadap pihak luar. Semua orang mesti melihat ini dan saling bersinergi. Langkah persuasif oleh tim kementerian akan tengah kita jalin, dan kita akan berada di lapangan untuk mengawal pelaksanaan ujian nasional,” kata Yelipele menjawab pertanyaan Kawattimur. (Ara)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *