JAYAPURA, Kawattimur – Seribuan massa gabungan Aliansi Rakyat Bersatu Bela Papua dan ASN Pemprov Papua berunjuk rasa menyatakan sikap menolak intimidasi terhadap Gubernur Papua, Lukas Enembe oleh KPK. Pernyataan sikap ini, sebagai buntut dari insiden oleh KPK menyusul insiden yang terjadi di hotel Borobudur, Sabtu (2/2/2019).
Dengan membawa spanduk dukungan terhadap Gubernur Papua serta jajaran OPD pemerintahan setempat, massa lantas memadati kantor Gubernur. Massa menuding adanya skenario yang di mainkan KPK terhadap Lukas Enembe yang dinilai tulus bangun Papua.

Koordinator Aksi Massa, Benyamin Gurik dalam orasinya menyatakan, skenario KPK dalam upaya menjatuhkan Lukas Enembe dilakukan melalui sejumlah isu korupsi. Dugaan intimidasipun sudah terjadi sejak kepemimpinan Lukas Enembe periode pertama.
“Berbagai cara dilakukan oleh mereka (pemerintah pusat) untuk menjatuhkan gubernur, kami rakyat Papua marah, karena baru Gubernur Papua Lukas Enembe yang punya hati tulus dan komitmen tinggi untuk membangun Papua,” tegas Benyamin.
Dengan mendapat dukungan massa yang memadati kantor Gubenur, Benyamin Gurik kembali menggaungkan aspirasi para pemuda. Ia menyatakan, di jaman Lukas Enembe orang tidak bisa lagi sewenang menggunakan anggaran, harus semuanya sesuai aturan bahkan karena itu di jaman Lukas Papua bisa meraih WTP dari BPK atas laporan penggunaan anggaran.
Di jalam kepempinan Lukas Enembe juga, sambung Benyamin, 10 persen saham Freeport bisa kita dapatkan, dan orang pusat tidak bisa lagi ‘curi’ di Papua.
“Makanya mereka melakukan berbagai cara untuk menghentikan Lukas Enembe,” bebernya.
Hingga berita ini diturunkan, aksi unjuk rasa masih berlangsung. Tampak berada diantara kerumunan massa, Sekda Papua, Hery Dosinaen dan sejumlah Pejabat eselon II dan III dan pegawai Pemprov Papua. (TA)