Jayapura,Kawattimur – Jimmy Aritonang salah satu saksi hidup yang selamat dari pembantaian mengerikan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Bukit Kabo, sekitar lokasi pembangunan jembatan di Kali Yigi-Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga.
Ia dan 3 orang rekannya berhasil selamat setelah dengan sigap menjatuhkan diri ke tanah diantara 25 pekerja yang bergelimpangan ditembaki gerombolan KKB secara membabi buta. Empat orang ini “pura-pura” mati, lalu selang beberapa menit bangkit berdiri dan melarikan diri. Namun dilihat oleh anggota KKB saat berlari, dan dikejar kembali hingga ke Distrik Mbua, yang jarak tempuhnya sekitar 2,5 jam berjalan kaki dari Distrik Yigi.
Lefrend Siagian, Kaka Ipar dari Jimmy Aritonang saat dihubungi wartawan dari Kota Jayapura, Rabu 5 Desember 2018, menuturkan kronologi bahwa Jimmy Aritonang selamat dari pembantaian itu setelah berpura-pura mati dan berlari ke Distrik Mbua, lalu dilindungi oleh seorang warga Mbua di rumhanya, yang tak jauh dari gereja setempat.
Dijelaskan, anggota KKB sempat mendatangi korban yang sedang diberi makan oleh warga itu, lalu dihalangi oleh warga dengan jemaat gereja yang dengan segera menghalau niat bengis gerombolan bersenjata tersebut.
Tak lama kemudian, Jimmy Aritonang menuju Pos TNI Yonif 755/Yalet yang berlokasi di Distrik Mbua untuk meminta perlindungan keamanan.
Tutur Lefrend dari kesaksian korban kepada dirinya saat ditemuinya di RSUD Wamena Kabupaten Jayawijaya, awalnya Jimmy Aritonang beserta rekannya dijemput KKB dari camp karyawan.
Keterangan Jimmy, mereka yang dijemput paksa pada Sabtu (1/12) sekira pukul 15.00 WIT berjumlah 25 orang. Mereka dikumpulkan mejadi satu di Kali Karunggame dengan posisi kedua tangan masing-masing pekerja diikat.
Besoknya, Minggu 2 Desember 2018, pukul 07.00 WIT para pekerja jembatan penghubung jalan Trans Papua itu digelandang ke arah puncak Bukit Kabo. Ditengah perjalanan mereka kemudian disuruh berbaris dengan formasi 5 saf dalam keadaan jalan jongkok.
Anggota KKB kemudian spontan mengeluarkan tarian perang (waita -red) sembari bersahut-sahutan sesama mereka, lalu mengarahkan senjata ke para korban.
“Saat itulah mereka dibantai secara membabi buta oleh kelompok kriminal bersenjata itu. Lalu meninggalkan para korban,” kata Lefrend yang mengaku hanya punya waktu sebentar bertemu secara langsung dengan Jimmy setelah dievakuasi ke Wamena dengan menggunakan helikopter.
“Melihat KKB sudah pergi Ifar saya dengan 3 rekannya berusaha melarikan diri. Semuanya berlari mencari tempat perlindungan disalah satu rumah warga yang jarak tempuhnya sekutar 2 jam lebih dari lokasi kejadian,” jelasnya.
Pos TNI Mbua Diserang
Senin 3 Desember pukul 05.00 WIT, setelah mereka mendapatkan perlindungan di Pos TNI, sekitar 40 orang anggota KKB dibawah pimpinan Egianus Kogoya itu mendatangi Pos TNI Yonif 755/Yalet di Distrik Mbua dan melakukan penyerbuan secara membabi buta. Seorang prajurit TNI yakni Serda Handoko tewas ditempat saat terkena tembakan saat membuk jendela pos.
“Kerena jumlah kekuatan tidak seimbang, anggota kami bersama korban langsung meninggalkan pos tersebut dan mencari tempat yang lebih aman. Disitulah mereka bertemu dengan tim gabungan yang hendak memasuki Distrik Mbua untuk melakukan evakuasi,” terang Kapendam XVII Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi melalui siaran persnya.
Kata Aidi, pasca tim gabungan TNI/Porli memukul mundur KKB dan menguasai Mbua, 3 dari 4 korban selamat serta 9 orang guru serta tenaga medis yang sebelumnya pernah diganggu KKB itu dievakuasi ke Wamena dengan menggunakan helikopter, Selasa sore.
Danrem 172 Praja Wira Yakti, Kolonel Inf Jonathan Binsar Parluhutan Sianipar ketika dikonfirmasi, menuturkan keterangan yang diperolehnya dari Jimmy, dimana disebutkan sebanyak 19 karyawan PT. Istaka Karya yang menurut korban yang berhasil dievakuasi itu telah meninggal dunia dalam insiden itu.
“Dari pengakuan korban selamat 17 karyawan yang meninggal karena ditembak KKB, sementara dua karyawan lainnya diperkirakan juga meninggal karena kehabisan darah. Tetapi, untuk memastikan informasi jumlah korban yang tewas, kami masih menunggu evakuasi jenazah korban,” jelasnya. (Ara)