Jayapura, Kawattimur – Kurangnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan instansi kepolisian di Kabupaten Mamberamo Raya dan Kabupaten Mamberamo Tengah, membuat Kapolda Papua Inspektur Jenderal Pol Martuani Sormin geram dan dongkol.
Kegeramannya itu diluapkan ketika memimipin serah terima jabatan (sertijab) Dir Lantas dan Dir Binmas Polda Papua serta Kapolres Mamberamo Raya di Aula Rastra Samara Polda Papua, Kota Jayapura, Senin 11 Februari 2019.
Kapolda mengungkapkan tingkat kinerja Polres Mamberamo Raya hanya mencapai 16 persen, menduduki peringkat kedua setelah Polres Mamberamo Tengah dengan kinerja 14 persen, terendah di jajaran Polda Papua. Fakta ini adalah hasil survey yang dilakukan oleh tim dari Inspektur Pengawas Daerah (Irwasda) Polda Papua, belum lama ini.
Martuani mengatakan, penyebab kurangnya kepercayaan masyarakat dikeranakan pimpinan Polres di dua daerah ini bekerja dengan tidak ramah, arogan dan memaksakan kehendak kepada masyarakat, atau tidak humanis. Maka dari itu, Kapolda mengambil kebijakan dengan mengganti Kapolres Mamberamo Raya AKBP Dominggus Rumaropen kepada AKBP Alexander Louw, yang sebelumnhya menjabat sebagai Kasubbid Provos Bid Propam Polda Papua. Diharapkan Kapolres yang baru ini dapat mengembalikan citra kepolisian di mata masyarakat Mamberamo Raya.
“Kami melakukan pergantian Kapolres karena kita lihat kinerja yang bersangkutan tidak baik dan tidak sesuai harapan,” beber Martuani kepada sejumlah wartawan saat diwawancarai usai sertijab.
Jenderal Polisi berdarah Batak asal Tapanuli Utara yang dikenal pedas memberikan arahan kepada anakbuahnya ini pun menekankan kepada Kapolres Mamberamo Raya, AKBP Alexander Louw agar dapat bekerja maksimal, demi mengembalikan tingkat kepercayaan masyarakat kepada institusi Polri.
Kapolres Mamberamo Raya, AKBP Alexander Louw ketika di wawancarai terkait terobosan yang akan dilakukannya dalam waktu dekat, mengatakan akan melakukan langkah awal dengan memperbaiki internal di Polres Mamberamo Raya terlebih dahulu.
“Saya akan lakukan evaluasi internal dulu. Artinya pola yang ada saat ini harus dirubah. Jika internal sudah bersih, baru kita lakukan pelayanan maksimal dengan cara turun tangan. Melakukan pendekatan kepada masyarakat dan memberikan pelayanan maksimal dan humanis kepada mereka,” kata Louw. (Ara)