TIMIKA (KT)- Empat orang yakni Xaverius Sai (40), Nikolaus Tupa (38), Matias Amunep (16), Frederikus Inepi (35) dilaporkan meninggal dunia akibat tewas tertembak sementara satu orang mengalami luka tembak siku tangan kanan dan kiri, dalam rusuh aksi protes hasil pemilu 2019 yang terjadi di Asmat lantaran diduga salah satu calon legislatif (Caleg) tidak menerima hasil keputusan pemilihan legislatif (Pileg).
Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf M. Aidi dalam keterangan tertulisnya menerangkan bahwa pada hari Senin (27/5/2019) sekira pukl 10.00 WIT telah terjadi penyerangan dan pengrusakan kantor Distrik di Kampung Fayit, Distrik Fayit Kabupaten Asmat.
“Korban saat ini sudah dievakuasi RSUD Asmat,” ujar Kolonel Inf M.Aidi.
Dari informasi yang berhasil dihimpun bahwa salah seorang caleg dari salah satu Parpol merasa dirinya mendapatkan kursi, namun nama yang bersangkutan digantikan dari orang lain dari Partai yang sama oleh ketua Partai.
“Tidak terima dengan keputusan tersebut caleg yang bersangkutan mengerahkan massa sekitar 350 orang menggunakan senjata tajam dan senjata tradisional serta melakukan peyerangan ke kantor distrik yang mengakibatkan kerusakan kantor Distrik dan rumah salah seorang anggota DPRD Asmat atas nama Handayani,” ujar Kapendam.
Melihat situasi anarkis yang terjadi secara tiba-tiba, empat orang anggota Pos Ramil Fayit ( letak Pos Ramil sekitar 50 m dari Kantor Distrik dan berada dalam kepungan massa) keluar dari pos untuk berusaha mengendalikan Massa.
Salah seorang anggota posramil mengeluarkan tembakan ke atas untuk menghalau massa, namun massa justru semakin beringas dan berbalik menyerang anggota TNI tersebut.
Lanjut Aidi, dalam situasi terancam memaksa salah seorang anggota posramil melepaskan tembakan sambil mundur ke arah Pos untuk menyelamatkan diri, serta mengamankan pos dengan kekuatan yang sangat terbatas.
Selanjutnya untuk mengamankan situasi telah tiba di Distrik Fayet gabungan TNI/Polri 25 orang dan Kesbangpol dari Distrik Agast, Kab. Asmat, sampai laporan ini diterima massa sudah berhasil ditenangkan dan situasi sudah kondusif.
Setelah menerima laporan Pangdam XVII/Cenderawasi Mayor Jenderal TNI Yosua Pandit Sembiring segera bertidak cepat dan berkoordinasi dengan Kapolda Papua serta Komnas Ham Papua untuk membentuk tim investigasi guna mendapatkan keterangan yang akurat.
Rencana besok pagi 28/05/2019 Tim investigasi yang terdiri dari unsur Pomdam XVII/Cenderawasi, Kumdam XVII/Cend, Kesdam XVII/Cend, Korem 174/ATW, Polda Papua dan Komnas HAM Papua akan berangkat ke Fayet. Tim akan dipimpin langsung oleh Danrem 174/ATW Brigje TNI R. Agus Abdurrauf. (AWA)