Peringati HUT Ke -19, Bupati Didimus Paparkan Sejarah Singkat Pembentukan Kabupaten Yahukimo

Syukuran 100 Hari Kerja Kepemimpinan Didimus -Esau

YAHUKIMO (KT) – Bupati Kabupaten Yahukimo, Didimus Yahukimo menyampaikan sedikit sejarah singkat saat momen pelaksanaan HUT Kabupaten Yahukimo ke 19, yang digelar bersamaan dengan Ibadah Natal bersama dan syukuran 100 hari kerja, di Kantor Bupati Yahukimo, Sabtu (10/12/2021).

Dalam penyampaiannya, Bupati Didimus mengajak semua masyarakat Yahukimo merefleksikan kembali sejarah terbentukanya Kabupaten Yahukimo.

Secara singkat Bupati Didimus mengawali pembentukan Kabupaten Yahukimo berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2002. Ide pemekaran Yahukimo dimulai Bapak Suwe Sinak bertemu dengan Bupati Jayawijaya saat itu, David Agustein Hubi.

” David Hubi sendiri ibunya merupakan orang Yali dan saat pertemuan itu, bapak Suwe Sinak menyampaikan idenya pembentukan satu wilayah baru untuk Yahukimo, agar dapat berdiri sendiri dan anak-anak Yahukimo dapat menjadi pemimpin ditanahnya sendiri,” jelasnya

Hal ini direspon baik oleh David Hubi, dengan syarat pembentukan daerah otonomi baru saat itu, yakni 5 kecamatan. ” Ini cikal-bakal dimana ada mimpi, ada pendirian untuk Yahukimo,” katanya.

Diakuinya, ada banyak penjuang lain yang juga menginginkan adanya pemekaran, namun Inti dari semua itu, orang Yali Selatan punya kerinduan memiliki kabupaten sendiri, agar dapat duduk sejajaran, berdiri sama tinggi dengan daerah lainnya.

Kehadiran Otonomi Khusus (Otsus) Papua saat itu membawa angin segar, sehingga tiga kabupaten baru masuk dalam daftar pemekaran DOB. Yang semula Lanny Jaya, Pegunungan Bintang dan Yahukimo.

“Sayangnya Lanny Jaya harus dipending lantaran saat Golkar melakukan kampanye ditolak oleh masyarakat setempat, sehingga pak Budiman dan John Tabo memindahkan pemekaran Lanny Jaya ke Kabupaten Tolikara,” jelasnya.

Lebih lanjut Bupati Didimus menjelaskan, pejalanan Kabupaten Yahukimo tak semudah membalikkan telapak tangan, terlebih saat moment penentuan Ibu Kota Kabupaten.

Ia mengisahkan, saat itu, orang Yali, Hubla, Momuna dan Kimyal berkumpul di SD YPK di Wamena dengan lokasi Ibu Kota diantara Elelim dan Nasigi (lokasinya disebelah kasi Seng). Dimana hasil voting, semua sepakat Nasigi menjadi lokasi Ibu Kota Yahukimo, lokasi ini juga sebagai central wilayah GIDI di Yahukimo.

“Puji tuhan dalam perjalananya, setelah teman-teman memperjuangkan satu kabupaten baru di Yalimo, akhirnya Nasigi masuk dalam daerah pemerintahan Yalimo,” katanya

Ia mengatakan, tak pernah terpikirkan Yahukimo saat ini akan menjadi sebuah kota yang sangat indah. Setelah dimekarkan waktu itu, lanjut Bupati Didimus, Yahukimo masih memiliki 1 lapangan terbang perintis yang hanya bisa didarati pesawat Cesna 172 atau pilatus, 1 Puskesmas Pembantu (pustu) serta 1 Sekolah Dasar.

“Kondisi bandara ini sangat memprihatikan, kalau hujan lapangan terbang tergenang air, namun itu tidak menyurut semangat para tokoh pendahulu kita untuk membangun tanah ini,” jelasnya

Sekolah Dasar YPK dan Pustu akhirnya kemudian dijadikan Gedung pertama pelaksanaan sidang DPRD untuk memili alat perankat Dewan, serta struktur DPRD Yahukimo. Saat itu Pemerintah karateker Bupati Almarhum Robert Wanimbodan persiapan untuk Pilkada dengan calon BupatiOnesh Pahabol.

Disamping itu, lanjutnya, tahapan pembangunan di Kabupaten Yahukimo tidak semudah yang dibayangkan, ada satu orang Pengusaha yang membantu dengan didorong Karateker Bupati memobilisasi alat berat dari Wamena ke Yahukimo dengan menggunakan helikopter antonov di pinggir kali Sungai Brasa, disitulah Pembangunan Yahukimo dimulai.

Sehingga melihat dari sejarah singkat Yahukimo, saya selalu tegas agar jangan pernah ada kekerasan, perkelahian, intimidasi dan sebagainya. Saya katakan tidak ada ruang dan tempat untuk hal-hal itu.

“Kita semua harus syukuri, sukacita menikmati berkat tuhan yang disediakan melalui perjuangan tokoh-tokoh yang membentuk kabupaten ini. Kita datang disini tak hanya untuk pergi ke Ninia, Anggruk atau Kurima, Sirimo. Tapi kita tinggal di Yahukimo rumah besar kita semua untuk kemuliaan tuhan sebagaimana ayat tuhan dalam Yesaya 26 ayat 1,” jelasnya.

Wakil Bupati Yahukimo, Esau Miram menambahkan kegiatan perayaan natal, HUT ke-19 Yahukimo dan Ibadah Syukur pencapaian 100 hari kerja menjadi moment dan peristiwa indah di Kabupaten Yahukimo.

“Kalau tidak ada kehendak Tuhan, maka tidak mungkin kita berada di tempat ini. Hari ini kita juga perlu menyampaikan hormat kepada tokoh-tokoh terdahulu yang telah memperjuangkan Kabupaten Yahukimo,” jelasnya.

Sebagaimana penyampaian Bupati sebelumnya, kata Wabup Esau, bahwa hari ini masyarakat telah menikmati banyak pembangunan, seperti trotoar serta pencapaian-pencapaian lainnya.

” Tentunya ini bukan hal mudah, sehingga kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak dan pemimpin daerah ini terdahulu, yang telah meletakkan pondasi kepemimpinan di Tanah ini,” katanya.

Demikian juga pihak gereja yang telah mengijili tempat ini, hingga akhirnya saat ini pemerintah dapat bekerja, hidup, makan dan minum di tempat ini.

Diakhir penyampaiannya, Esau mengajak semua generasi Yahukimo untuk tetap menjaga Yahukimo sebagai biji mata. ” Kita harus jaga Yahukimo bersama, jadikan daerah ini sebagai biji mata kita. Kita jaga kedamaian Kabupaten ini, mendukung program pemerintah dan bersama-sama bangun daerah ini menuju Damai Sejahtera untuk masyarakat Yahukimo,” kata Esau. **

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *