JAYAPURA, (KT)– Hermes Felle, kader senior yang telah mengabdi selama 26 tahun di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), mengambil langkah mengejutkan dengan menyatakan dukungannya kepada pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Papua, Matius Fakhiri dan Aryoko Rumaropen (Mari-Yo), dalam Pilkada 2024. Keputusan ini sekaligus menandai pengunduran dirinya dari PDIP, yang selama ini menjadi rumah politiknya.
Keputusan untuk mengalihkan dukungan tersebut dilatarbelakangi oleh kekecewaan Hermes atas perlakuan yang diterimanya selama berkarier di partai. Meski pernah menjabat sebagai Ketua Ranting, Ketua DPC, hingga Ketua Fraksi PDIP di DPRD Kabupaten Jayapura, ia merasa tidak pernah mendapatkan kepercayaan untuk menduduki jabatan strategis lainnya di tingkat DPC maupun DPD. “Selama dua periode di DPRD, saya hanya diberikan posisi Ketua Fraksi tanpa pernah dipromosikan ke posisi yang lebih tinggi seperti Wakil Ketua I atau II,” ungkapnya saat diwawancarai pada Sabtu (19/10/2024).
Rasa Kecewa Terhadap Partai
Hermes Felle mengaku bahwa dirinya sudah lama merasakan ketidakpuasan terhadap partai yang telah lama dibelanya. Ia menyebutkan bahwa selama masa pengabdiannya, ia tidak pernah diberi mandat untuk menduduki jabatan strategis lain di kepengurusan partai. “Sebagai kader yang telah lama berjuang, saya merasa diabaikan. Bahkan ketika saya berjuang keras untuk partai, hingga pernah merasakan dinginnya ruang tahanan di Koramil Abepura, itu semua tidak dianggap,” jelasnya.
Hermes menambahkan bahwa harapannya untuk diberi peran lebih di partai pada masa purnabaktinya tidak terwujud. “Saya kecewa, meskipun telah berjuang mati-matian membela ideologi partai, saya tetap tidak mendapatkan posisi yang lebih baik,” katanya dengan nada kecewa.
Alasan Memilih Mari-Yo
Dengan keputusan untuk mendukung pasangan Mari-Yo, Hermes menegaskan bahwa langkahnya tidak didorong oleh tekanan dari pihak manapun. “Saya memilih mendukung Mari-Yo dengan hati tulus, setelah mempertimbangkan matang-matang baik dan buruknya. Ini bukan soal melawan PDIP, tetapi tentang mencari jalan politik yang lebih bermakna,” jelasnya.
Hermes menyebut Mari-Yo sebagai pasangan calon yang memiliki peluang besar untuk menang dan membawa perubahan positif bagi Papua. “Saya memilih pasangan yang saya yakini dapat membawa kemenangan, bukan hanya mengikuti arus tanpa arah,” ujarnya.
Dukungan untuk Pasangan Alternatif
PDIP sendiri telah resmi mengusung pasangan Benhur Tomi Mano dan Yermias Bisay (BTM-Yes) dalam Pilkada Gubernur Papua 2024, sementara Mari-Yo didukung oleh koalisi besar yang terdiri dari 15 partai politik. Dengan dukungannya terhadap Mari-Yo, Hermes berharap langkah politiknya dapat menjadi dorongan bagi perubahan yang lebih luas di Papua.
Reaksi dan Implikasi Politik
Keputusan Hermes Felle untuk mendukung Mari-Yo dan meninggalkan PDIP setelah puluhan tahun berkiprah bisa memberikan dampak signifikan dalam dinamika Pilkada Papua. Dengan latar belakang sebagai kader senior yang pernah memiliki pengaruh di DPRD Kabupaten Jayapura, dukungan ini diharapkan dapat menambah kekuatan bagi pasangan Mari-Yo dalam meraih simpati masyarakat.
Dengan pernyataan sikapnya ini, Hermes secara terbuka menyatakan bahwa ia siap menempuh jalan baru di luar partai yang telah membesarkannya. “Saya tidak lagi melihat alasan untuk tetap bertahan di PDIP. Lebih baik saya melangkah dengan pilihan politik yang lebih jelas dan bermakna,” pungkasnya.
Langkah politik yang diambil oleh Hermes Felle ini menunjukkan dinamika yang terus berkembang menjelang Pilkada Papua 2024, dan kemungkinan akan memicu respons dari berbagai pihak terkait persaingan antar kandidat serta strategi partai di lapangan.