Wamena (KT) – Ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Jayawijaya, Jhon Richard Banua,SE.M.Si akan memulangkan pasien Covid-19 asal Kabupaten Yalimo jika tidak mau mengikuti prosedur isolasi penanganan Covid-19 yang diterapkan di Kabupaten Jayawijaya.
Selalu ketua Tim Gugus Tugas Covid-19, dirinya akan mencoba untuk melakukan koordinasi kembali dengan Pemerintah Yalimo, jika tidak ada tanggapan terkait pasien Covid-19 asal Yalimo, maka Tim Gugus Tugas Jayawijaya akan mengambil langkah untuk memulangkannya kembali ke Kabupaten Yalimo.
Untuk kedua pasien Covid-19 asal Yalimo, Tim Gugus tugas akan mengambil langkah tegas dengan menjemput paksa 2 Pasien Covid-19 Yalimo agar dapat dirawat di ruang isolasi yang disiapkan pemerintah Jayawijaya.
Diakui Jhon Banua, dari 6 Pasien reaktif asal Yalimo, 2 diantaranya terkonfirasi Positif Covid-19.
Namun Kedua pasien tersebut bersikeras untuk tidak mau masuk ke ruang Isolasi yang telah disiapkan Pemerintah Jayawijaya.
Yang mengkuatirkan lagi, 1 Pasien saat ini tidak berada di tempat karantina yang disiapkan oleh Pemerintah Yalimo.
“Sekarang dua pasien ini bukan reaktif yah, tapi Positif Covid, jadi harus masuk ruang Isolasi, namun yang satu ada di tempat karantina, sedangkan yang satunya tidak tahu ada dimana,” kata Jhon Banua, Senin (22/6/2020) di Wamena.
Menurut Bupati, Kabupaten Jayawijaya adalah Kabupaten Induk yang siap melayani pasien dari Kabupaten Pemekaran, Apalagi RSUD Wamena adalah rumah sakit rujukan yang ada di Wilayah Pegunungan Tengah.
Sehingga dirinya berharap kepada Pimpinan daerah Kabupaten Pemekaran untuk ikut berpartisipasi dalam hal penanganan Covid-19, termasuk dinas terkait dalam hal ini dinas kesehatan Kabupaten Pemekaran.
“Jangan cuma mengirim Pasien reaktif tapi tidak diawasi atau menyediakan sarana yang baik, bahkan tidak ada keamanan yang berjaga,” ungkap Jhon Banua.
Jhon Banua menyayangkan tingkat Koordinasi Pemerintah Yalimo yang kurang aktif, padahal ada dua pasien positif Covid-19 asal Yalimo di Kabupaten Jayawijaya yang harus segera diisolasi.
“Kita tidak mau masyarakat Jayawijaya menjadi korban lagi,” kata Jhon Banua.
Keberadaan Pasien asal Yalimo di Kabupaten Jayawijaya sudah 2 Minggu berjalan.(NP)