Jayapura,Kawattimur, Berdasarkan hasil pemantauan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua dengan menggunakan perhitungan dan tahun dasar tahun 2012 di kota Jayapura dan Merauke pada November 2018 terjadi inflasi sebesar 1,13 persen dan Merauke mengalami inflasi 2,05 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) masing-masing sebesar 138,34 dan 139,50.
Kepala BPS Provinsi Papua, Simon Sapari menjelaskan, inflasi di kota Jayapura terjadi akibat kenaikan harga barang dan jasa disebabkan oleh angka indeks pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,21 persen sama halnya dengan Merauke yang menyebabkan inflasi karena faktor kenaikan harga yang cukup signifikan pada beberapa komoditi antara lain kangkung, udang basah, kacang panjang, bayam, cabai rawit, kol putih dan kemangi angkutan udara, cabai merah, buncis.
“Satu faktor terjadinya inflasi di kota Jayapura bulan November ini karena ada kenaikan harga yang cukup signifikan pada beberapa komoditi salah satunya angkutan udara, permintaan untung angkutan udara cukup tinggi menjelang Natal dan tahun baru,” jelasnya dalam siaran persnya di Kantor BPS Provinsi Papua Senin 3 Desember 2018.
Faktor lain pendorong terjadinya infasi di kota Jayapura yakni beberapa komoditi lain seperti mobil, ikan cakalang, ikan ekor kuning, cabai rawit, ikan kembung, tarif pulsa, besi beton, wortel, bawang putih dan lain-lain. Sedangkan komoditai yang mengalami penurunan harga lain kangkung, deho, tomat sayur, sawi hijau, tomat buah, bawang merah, minyak goreng, beras, cabai merah, daging ayam ras dan lain-lain.
Besaran andil masing-masing kelompok komoditi terhadap inflasi di bulan November 2018 di kota Jayapura yaitu kelompok bahan makanan sebesar -0,01 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,03 persen, kelompok perumahan, air listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,02 persen. (Tan).
