PT Posindo Jayapura Himbau Masyarakat Waspadai Peredaran Materai Palsu

Jayapura-(KT) ,Kepala Kantor Pos Cabang Jayapura Alex Nitalessy meminta kepada seluruh masyrakat khsuusnya di kota Jayapura untuk lebih berhati-hati dalam membeli dan melihat ciri-ciri keaslihan materai.

Alex mengakui di kota Jayapura memang sudah ada indikasi sindikat penjual meterai palsu akan tetapi untuk tempat pembuatannya sampai saat ini belum diketahui bisa jadi dicetak di luar Papua namun dijual di Jayapura.

“Biasanya modusnya mereka menjual materai palsu itu kepada para toko alat tulis kantor, foto copy jadi harus lebih berhati-hati,”kata Alex kepada Wartawan di ruang kerjanya Senin (27/5).

Bahkan kata Alex pada saat pelayanan di Kantor Pos berlangsung ada beberapa petugas di kantor pos telah kedapatan membawa meterai palsu hanya saja tidak langsung di tangkap dan masih ditelusuri.

Untuk itu pihaknya menghimbau kepada masyarakat agar membeli meterai asli pada tempat yang telah di percayakan yakni di Kantor Pos bukan di warung-warung karena keasliannya bisa diragukan dan akan mempersulit pelanggan saat transaksi.

“Jika ada kedapatan membeli meterai di bawah harga nominalnya atau dengan harga murah itu perlu di pertanyakan dan sudah pasti itu meterai palsu karena Dirjen Pajak telah menjadikan PT Pos sebagai penjual tunggal,” jelasnya.

Alex Manambahkan, sebagian besar meterai yang di palsukan rata-rata meterai 6000, oleh karena itu masyarakat diminta untuk tidak mudah tergiur dengan penjualan meterai dengan harga yang murah. Selain di Jakarta di beberapa kota di Indonesia juga telah beredar meterai palsu termasuk Jayapura juga salah satunya bahkan diperkirakan akan menyasar ke daerah pedalaman di Papua yang sebagian besar masyarakatnya belum mengenali keaslian meterai seperti apa.

Pihaknya juga telah menemukan beberapa oknum yang mengatasnamakan PT Pos saat menjalankan aksinya di tengah-tengah masyarakat. Berikut beberapa ciri-ciri meterai desain baru yang asli berdasarkan PMK nomor 65/PMK.03/2014, diantaranya, meterai tempel desain baru dengan nominal Rp3.000 memiliki warna biru, sedangkan nominal Rp6.000 memiliki warna hijau.

Gambar garuda lambang Negara Republik Indonesia berada di pojok kanan atas dengan warna ungu.Teks “Materai”, “Tempel” di sebelah kiri gambar Garuda dengan warna ungu.

Untuk Mikroteks “Ditjen Pajak”, di bawah teks “Tempel”. Dan Teks “TGL” dan angka “20” di bawah mikroteks “Ditjen Pajak”. Sedangkan Teks nominal “3.000” dan “6.000” di pojok kiri bawah berwarna ungu.

Teks “Tiga Ribu Rupiah” dibawah Teks Nominal “3.000” dengan warna ungu, teks “enam ribu rupiah” Dibawah teks Nominal “6.000” dengan warna ungu dan memiliki 17 digit nomor seri berwarna hitam, terdapat hologram di bagian kiri meterai tempel, memiliki perforasi bentuk bintang pada bagian tengah di sisi kiri, dan bentuk oval di sisi kanan dan kiri, dan bentuk bulat di semua sisi meterai.

“Jadi kami minta masyarakat untuk lebih berhati-hati saat membeli Materai,” ujarnya. (TN).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *