7 Orang Tahanan Bukan Tapol, Tetapi Korban Rasisme

Simon Walilo, S.I.Kom, Sekretaris Fraksi Partai PAN DPRD Yalimo

Wamena (KT) – Sekretaris Fraksi Partai PAN DPRD Yalimo, Simon Walilo menilai, 7 orang tahanan yang diadili di pengadilan Kalimatan adalah korban Rasisme di Surabaya, bukan tahanan Politik.

Terkiat itu, mewakili masyarakat Kabupaten Yalimo meminta agar ada rasa keadilan dan Negara harus segera mengambil sikap untuk Membebaskan 7 tahanan korban rasiame.

“mengingat masyarakat sudah meminta bahwa untuk mereka yang di tahan itu bukan ditahan karena politik tetapi merek murni korban rasisme di surabaya, dan kami sedang ikuti di dunia hari ini termasuk Amerika sebagai negara adikuasa sudah tidak menghargai demokrasi mereka apalagi indonesia,” ungkap Simon Walilo, Kamis (11/6/2020) melalui telepon.

Menurutnya, jika hat tersebut tidak disikapi dan diproses oleh negara, maka negara sudah melakukan pembiaran dan sengaja menimbulkan korban rasisme baru di Indonesia.

“Mengadili seseorang jangan pandang dari satu sisi saja, apalagi sampai memvonis tahanan rasisme semau-maunya begitu saja,” ungkap Simon Walilo.

Diakui, suara rakyat Yalimo ini untuk meminta agar Pemerintah Yalimo, Provinsi Papua dan Jakarta, serta Kapolda dan Kapolri dapat melihat persoalan yang terjadi, terutama kepada 7 tahanan yang di adili di pengadilan Kalimantan.

Kata Simon Walilo, Sangat tidak layak 7 Tahanan itu diadili sebagai tahanan Politik, karena persoalan yang mereka perjuangkan adalah masalah Rasisme, bukan masalah politik ataupun Makar.(NP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *