Nabire, Papua Tengah, (KT) – Lahir melalui UU nomor 15 tahun 2022, Provinsi Papua Tengah melangkah maju dengan tekad yang kuat di bawah kepemimpinan penjabat Gubernur Dr. Ribka Haluk, S.Sos., MM, dengan visi yang jelas dan tugas-tugas yang ditetapkan. Pembangunan Papua Tengah tidak hanya menghadirkan harapan, tetapi juga tantangan yang nyata.
Menurut Pj Sekretaris Daerah Provinsi Papua Tengah, Anwar Harun Damanik, S.STP., MM, pembentukan Majelis Rakyat Papua (MRP) menjadi salah satu prioritas kunci dari 12 agenda utama yang telah ditetapkan penjabat Gubernur. Sejalan dengan itu, pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP), Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK), dan DPR Pengangkatan juga menjadi fokus penting.
“Kami telah menjalankan sebagian besar dari agenda-agenda utama ini dengan tekun selama dua tahun terakhir,” kata Plt Sekda. Damanik saat ditemui diruang kerjanya Kamis 4 April.
“MRP telah terbentuk, ketua dan wakil ketua telah dilantik, dan kami siap untuk melanjutkan langkah-langkah menuju Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada).” Namun, tantangan besar terletak pada sumber daya manusia yang terbatas. Dengan pegawai sekitar 850 orang, penambahan 332 ASN dari Provinsi induk Papua, dan rencana untuk menambah 950 orang lagi, koordinasi dan kolaborasi menjadi kunci.
“Kami memahami bahwa transisi menjadi daerah otonom baru tidaklah mudah. Namun, dengan waktu dan upaya bersama, kami yakin bahwa kami dapat mengatasi hambatan ini,” tambah Damanik.
Dalam hal anggaran, Papua Tengah mengalokasikan sekitar 20% dari APBD untuk pendidikan dan minimal 10% untuk kesehatan. Prioritas pendidikan terutama berkaitan dengan penyelesaian beasiswa Papua yang menjadi perhatian publik.
“Kami telah merancang rencana pendidikan yang holistik, mempertimbangkan dinamika wilayah yang beragam dari hijau hingga merah,” jelasnya. Selain itu, infrastruktur menjadi fokus utama. Dengan master plan untuk kantor gubernur dan pembangunan jalan dan jembatan, Papua Tengah berusaha memperkuat fondasi pemerintahannya.
“Kantor Gubernur akan menjadi simbol keberadaan Provinsi Papua Tengah yang mandiri, dan kami berharap dapat mewujudkannya secepatnya,” kata Pj Sekda.
Tantangan tidak hanya berasal dari dalam, tetapi juga dari luar. Gangguan keamanan di beberapa daerah mempersulit upaya pembangunan.
Namun, dengan kolaborasi antara pemerintah daerah dan pusat, Papua Tengah yakin dapat mengatasi hal ini. Melangkah maju, Papua Tengah tidak hanya membangun infrastruktur fisik, tetapi juga fondasi sosial dan ekonomi yang kuat. Dengan tekad yang kuat dan visi yang jelas, Papua Tengah siap untuk menghadapi masa depannya dengan keyakinan.
Grand Desain Pendidikan Papua Tengah sedang dirancang untuk mengatasi tantangan pendidikan yang unik di wilayah ini. Dengan dinamika yang sangat tinggi, pendidikan harus menyesuaikan diri dengan karakteristik daerah, mulai dari tingkat hijau hingga merah. “Saat ini, kami sedang bekerja sama dengan para ahli untuk merumuskan strategi pendidikan yang tepat untuk setiap kategori wilayah,” ujar Pj Sekda Damanik.
Sementara itu, pembangunan kantor gubernur sebagai simbol keberhasilan otonomi Papua Tengah menjadi fokus perhatian. Pembangunan infrastruktur ini diharapkan dapat memberikan dorongan besar dalam memperkuat identitas dan administrasi provinsi.
Terlepas dari semua tantangan yang dihadapi, Papua Tengah terus berusaha untuk merangkul masa depannya dengan penuh harapan dan tekad. Dengan dukungan yang kuat dari masyarakat dan komitmen pemerintah, Papua Tengah siap untuk menghadapi segala rintangan menuju kemajuan yang berkelanjutan.