JAYAPURA- Harga tiket maskapai udara yang meroket belakangan ini ternyata memberikan dampak yang sangat buruk bagi kinerja perhotelan, pasalnya aktivitas perhotelan tidak menggairahkan karena pengunjung yang datang menjadi sepi berbeda dengan hari biasanya sebelum harga tiket pesawat naik.
Pemilik Hotel Aston Jayapura Fredy mengatakan, modal bisnis hotel sangat bergantung pada tingkat hunian (okupansi) kamar. Artinya ketika pengunjung semakin sepi maka perputaran ekonomi didalamnya juga ikut lesu.
“Para tamu yang melakukan iven juga sepi, yang dulunya harga tiket pesawat Rp2.000.000 dari Jakarta-Jayapura sekarang sudah mencapai Rp4.000.000-Rp5.000.000 sekali jalan akhirnya tamu akan menunda lagi,” jelasnya kepada Wartawan di Loby Hotel Aston Jayapura Selasa (18/7).
Fredy menjelaskan, sejak kenaikan harga tiket tersebut omset menurun drastis hingga 50%. Sedangkan untuk penyebabnya sendiri sampai saat ini belum diketahui untuk itu pihaknya berharap agar pemerintah dapat memberikan solusi harga yang terbaik.
Mahalnya tiket membuat destinasi wisata lokal sepi karena saat ini pengunjung lebih memilih liburan keluar negeri karena harga tiket ke Papua sama dengan harga tiket ke Singapore. “Jadi dengan mahalnya harga tiket ini hanya akan menggantunggakan perekonomian dalam industri pariwisata dan ini juga berdampak pada kami pihak hotel karena yang biasanya wisatawan yang datang liburan ke Papua pasti menginap di hotel,” ungkapnya. (TN).