Sentani,(KT)- Dua instruktur pengrajin Noken dari Timika atas nama, Betty Kobepa dan dokter Erawati memberikan pelatihan kepada 15 ibu-ibu Orang Asli Papua,(OAP) dari tanggal 10-13 Desember 2019 yang diselenggarakan oleh dinas koperasi usaha mikro kecil dan menengah,( Diskop UMKM) Kabupaten Jayapura di Aula Balai Pertanian Provinsi Papua, Yahim, Sentani, Jumat (13/12/2019) kemarin.
Salah satu Instruktur , Betty Kobepa mengharapkan kepada ibu-ibu yang telah mengikuti pelatihan agar terus berlatih guna menyiapkan hasil kerajinan di PON 2020.
“ Noken ini bisa dibilang memiliki harga jual tinggi, makanya ibu-ibu harus terus meluangkan waktu untuk terus membuat kerajinan Noken sebab itu akan membuahkan hasil bagi keluarganya sendiri,” tuturnya.
Disamping itu,Ia minta kepada ibu-ibu agar tidak selalu memiliki rasa iri terhadap orang lain sebab itu akan menghambat rasa semangat namun tetap berlatih hingga menjadi mahir dan mampu melahirkan noken dengan motif yang berbeda dan memiliki harga juga tinggi. Tentunya, itu akan membawa kesukesan bagi kita juga sehingga pergunakan waktu dengan sebaik-baiknya terlebih dalam membuat noken untuk dipasarkan,” katanya.
Sementara itu, Agnes Kere salah satu peserta mengungkapkan, selama ikut pelatihan itu ada cukup baik sebab kita diajari bagaimana membuat noken dengan motif unik.
“ Memang kami ingin pengrajin noken namun untuk membuat noken dengan motif unik tentunya itu baru makanya kami akan berlatih terus sehingga bisa digunakan dalam membuat noken pada pelaksaanaan PON 2020 ,” ungkapnya.
Diitempat sama dikatakan, Pelaksana tugas,(Plt) Kepala dinas koperasi,usaha mikro kecil dan menengah,(Diskop UMKM) Kabupaten Jayapura, Timothius Demetouw mengatakan, melalui kegiatan ini diharapkan hasil yang dicapai adalah bagaimana meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dari usaha pengrajin kelompok ibu-ibu yang telah dilatih.
Harapannya usaha mereka dalam rangka menghasilkan Noken akan meningkat terlebih bagi yang telah ikut pelatihan ini tentunya memberikan hasil yang meningkat atas noken yang telah dibuat oleh ibu-ibu orang asli Papua,” harapnya.(TOM)