TIMIKA (KT) – Kapolres Mimika AKBP I G G Era Adhinata menegaskan bahwa pihaknya akan segera menertibkan para pendulang tradisional di wilayah Banti dan sekitarnya, Distrik Tembagapura.
Dimana, direncanakan pada tanggal 18 Desember mendatang, area tersebut akan dikosongkan.
“Akan kita kosongkan tanggal 18 nanti. Namun akan kami cek dulu apakah benar adanya para pendulang itu. Kalau benar kita akan kosongkan,” kata Kapolres saat ditemui di Kantor DPRD Mimika, Senin (14/12/2020) siang.
Sebelumnya, di tempat terpisah, AKBP Era mengatakan, adanya ktivitas pendulangan di wilayah yang sempat terjadi konflik bersenjata tersebut, justru akan menimbulkan peristiwa serupa.
Oleh karenanya, Pengamanan Obyek Vital Nasional (Pam Obvitnas) akan dilibatkan dalam penertiban pendulang itu.
“Kita tegaskan, akan kerjasama dengan pengamanan objek vital nasional. Itu sangat rawan bagi kami, karena akan memancing terjadinya aksi seperti sebelumnya,” ujar Kapolres saat ditemui di Polsek Kp3 Bandara Mozes Kilangin Timika, Senin pagi.
Perlu diketahui, pada Minggu (13/12/2020) kemarin, beredar video viral aksi dari sejumlah karyawan mama-mama Papua yang berasal dari Waa-Banti, mendatangi Pos 4 security lalu mengamuk.
Dalam aksi yang terjadi pada Minggu, 13 Desember 2020 itu, sejumlah mama-mama memaksa petugas security agar menutup gerbang akses Tembagapura menuju Waa-Banti dan sebaliknya.
Mereka mengatakan masyarakat asli Waa-Banti belum dikembalikan ke kampung halamannya, sementara menurut informasi yang mereka peroleh, sudah ada aktivitas di wilayah itu, termasuk aktivitas pendulangan secara tradisional.
Oleh karena itu, mereka berinisiatif mendatangi Pos 4 untuk menyampaikan agar akses masuk ke wilayah Waa-Banti ditutup.
Hal tersebut dibenarkan Kapolsek Tembagapura, Ipda Eduardus Edison saat ditemui di Kantor DPRD Mimika, Senin siang.
Eduard mengatakan, pada saat itu sejumlah karyawan mama Papua mempertanyakan keberadaan ratusan pendulang tradisional yang melakukan aktifitas pendulangan.
“Tapi saya saat itu sudah di Timika karena undangan untuk menghadiri rapat pemulangan warga Tembagapura hari ini,” ujarnya.
Terkait hal itu, Eduard menyebutkan, terdapat ratusan pendulang yang berada di sekitar area Kali Kabur dan tidak berani masuk ke area perusahaan.
“Adanya di kali kabur. Awalnya mereka hanya 75 orang, namun bertambah jadi ratusan. Tapi, mulai kemarin sebagian sudah turun ke Timika. Dan sesuai perintah Kapolres, semuanya akan diturunkan tanggal 18 Nanti,” ujarnya.
Eduard mengatakan, ratusan warga pendulang itu berjalan kaki dari Timika dan berdasarkan KTP, sebagian besar diantara mereka merupakan warga Banti.
“Mereka mengaku jalan kaki saja dari Timika. Mereka ada disana sudah sekitar dua Minggu,” imbuhnya. (SL)