Jayapura-Kawattimur, Perkembangan kasus HIV/ AIDS di Indonesia terus menunjukkan kecenderungan yang meningkat. Secara kumulatif dari tahun 1987 sampai Desember 2017 terdapat 280.623 kasus HIV dan 102.667 kasus AIDS.
Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Republik Indonesia (RI) Dr. ir. Dwi Listya Wardani mengungkapkan, kondisi seperti ini dikarenakan masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan reproduksi khususnya hal cara-cara melindungi diri dari perilaku beresiko HIV/AIDS.
Selain Jakarta dan Surabaya,
di Provinsi Papua preferensi
kasus HIV AIDS juga cukup tinggi. Dimana hingga triwulan III 2018 penderita penyakit HIV sebanyak 14.581 dan untuk penderita penyakit Aids 24.291 dan yang sudah meninggal sebanyak 2.299.
“Jadi memang kasus penyakit mematikan ini sangat memprihatinkan karena jumlah penderita HIV/AIDS ini bukan menurun tetapi terus meningkat,” jelasnya saat memberikan materi dalam kegiatan Seminar Nasional di Kota Jayapura dalam rangka memperingati Hari Aids Sedunia yang jatuh pada 1 Desember 2018 mendatang.
Dwi Listya menjelaskan, dari data yang diperoleh dari hasil penelitian BKKBN pusat selama ini penyakit AIDS ini menimpa pada sekelompok masyarakat dengan perilaku seksual menyimpang.
Istilah saat ini (LSL) laki suka laki atau sesama jenis yang suka berhubungan seksual dengan sesama laki-laki.
“Bahkan saat ini banyak yang ngidap penyakit berbahaya ini oleh mereka yang heteroseksual artinya pasangan yang berpasangan dengan laki-laki dan perempuan, tapi masih bisa tertular Aids karena ada satu pihak yang berprilaku menularkan atau tidak setia kepada pasangan,” ujarnya.
“Melalui kegiatan ini diharapkan untuk sama-sama saling menjaga kesehatan satu sama lain, karena sampai detik ini untuk penyakit HIV/AIDS ini belum ada obatnya,” tandasnya. (Tan).